Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Benarkah Bonus Demografi Dapat Untungkan Indonesia?

Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini menyatakan bahwa bonus demografi Indonesia memang modal awal untuk akselerasi ekonomi.
Sebagai pintu masuk Kaltim, Balikpapan menjadi satu dari 11 kota yang terdapat Loop Arena, wadah sekaligus pengembahan hobi anak muda./Bisnis.com-Fariz Fadhillah
Sebagai pintu masuk Kaltim, Balikpapan menjadi satu dari 11 kota yang terdapat Loop Arena, wadah sekaligus pengembahan hobi anak muda./Bisnis.com-Fariz Fadhillah

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom Senior Indef Didik J. Rachbini menyatakan bahwa bonus demografi Indonesia memang modal awal untuk akselerasi ekonomi.

Namun demikian, dia mencatat ada sejumlah peluang kesalahan bila pemerintah tidak tepat sasaran dalam visi mengembangkan sumber daya manusia.

"Penduduk muda Indonesia pada saat ini hanya 4% dari penduduk muda dunia, tapi pada 2030 meningkat menjadi 5%-6%," ujar Didik, Minggu (18/8/2019).

Angka ini menurut Didik akan jauh lebih besar 200%-500% lebih besar dari negara maju seperti Jepang, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Dia merincikan saat ini penduduk muda produktif usia 25-34 tahun di negara-negara OECD dan G-20 didominasi oleh China 17%. Namun pada 2030 penduduk muda ini akan menjadi 27% dari total dunia.

Sebaliknya Amerika Serikat punya proporsi penduduk muda 14% pada saat ini, tapi akan menyusut menjadi hanya 8%.

Hal yang sama terjadi pada Jepang di mana penduduk mudanya menyusut dari 6% menjadi hanya 3%. Begitu juga negara-negara maju lainnya Inggris, Prancis, Jerman.

Oleh sebab itu, ke depan sumber-sumber anak muda terdidik pada masa depan berasal dari China 27%, India 23%, Amerika Serikat 8%, Indonesia 5%, Brasil 5%, Rusia 4%.

"Jadi Indonesia akan menjadi negara besar kelima dunia sebagai sumber orang muda terdidik. Tidak hanya dalam ekonomi, tapi Indonesia menjadi sumber scientist terbesar kelima di dunia menurut OECD," ungkap Didik.

Namun akibat kualitas pendidikan tinggi Indonesia masih belum dibenahi secara substansial. Oleh karena itu, menurut Didik, tugas terbesar negara, pemerintah, dan presiden ke depan bukan hanya kebijakan ekonomi.

"Khusus untuk penduduk muda 25-34 tahun dan di bawahnya harus ada kebijakan yang kuat untuk pendidikan dan kebijakan pengembangan sains. Ini adalah tugas besar pada momentum sejarah yang besar dan sangat menentukan," pungkasnya.

Selain itu pemerintah perlu segera membereskan tata kelola dan kualitas lembaga pendidikan tinggi.

"Kalau peluang bonus demografi ini hilang, maka Indonesia akan masuk ke dalam jebakan negara berpendapatan menengah. Middle income trap," tegas Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper