Bisnis.com, JAKARTA – PT Berdikari (Persero) menorehkan pertumbuhan laba operasional sebesar 60,41 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019. Dibandingkan dengan laba semester I/2018 senilai Rp15 miliar, laba perusahaan pada Semester I/2019 mengalami kenaikan sebesar 82 persen.
“Ini menjadi catatan dan hal positif bagi PT Berdikari untuk menutup kinerja Semester I 2019 ini dengan capaian maksimal,” ujar Direktur Utama PT Berdikari (Persero), Eko Taufik Wibowo dalam acara Ngopi Bareng BUMN bersama Forum Humas BUMN di Synergy Lounge, Kementerian BUMN, Rabu (15/8/2019) seperti dikutip dari keterangan resmi.
Saat ini, Berdikari masih gencar melakukan pengembangan bisnis peternakan ayam terintegrasi. Perusahaan yang berdiri pada 1966 tersebut memiliki 2 farm GPS (grand parent stock) yang berlokasi di Tasikmalaya dengan populasi sekitar 54.000 ekor GPS dan Pasuruan dengan populasi sekitar 36.000 GPS.
Rata-rata produksi farm GPS perbulan sekitar 120.000 ekor DOC Parent Stock (PS). Berdikari juga memiliki dua farm PS yang terletak di Sukabumi dan Medan dengan populasi masing-masing sekitar 25.000 ekor.
Tahun ini, perusahaan juga telah memproduksi DOC Final Stock di Farm Sukabumi.
Berdikari berencana menambah farm PS yang berlokasi di Ciamis dengan rencana kapasitas populasi sekitar 70.000 ekor. Dari ketiga farm PS tersebut, target produksi Final Stock perbulan diperkirakan mencapai sekitar 320.000 ekor.
“Penambahan farm baru ini kami maksudkan untuk menambah populasi agar laju bisnis perusahaan bisa terus berkembang,” kata Eko.
Selain penambahan farm baru, bulan ini Berdikari juga akan segera memiliki pakan sendiri.
“Packaging-nya sudah kami siapkan. Rencananya akan produksi di minggu ketiga bulan Agustus 2019,” lanjutnya.
Di sisi lain, bisnis sapi Berdikari ditopang oleh pola kemitraan dengan peternak rakyat yang sudah berjalan di Lebak dan Bojonegoro, dengan populasi sekitar 620 ekor.
Saat ini, Berdikari juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Pertanian untuk melakukan impor sapi bakalan sejumlah 30 ribu ekor yang rencananya akan berakhir pada Desember 2019.
Hingga kini, Berdikari telah melakukan impor 9 ribu ekor sapi bakalan dari Australia. Berdikari juga berencana melakukan importasi daging sapi Brazil yang akan direalisasikan melalui kerja sama dengan asosiasi dan distributor nasional.
Dari segi optimalisasi aset, perusahaan juga telah menyelesaikan pembangunan gudang di Kawasan Industri KIMA, Makassar. Gudang tersebut akan disewa oleh pihak swasta.
Sementara itu, bisnis anak perusahaan juga terus didorong agar sesuai dengan bisnis inti Berdikari, seperti PT Berdikari Logistik Indonesia yang saat ini telah melakukan sinergi melalui bisnis transportasi peternakan.
Demikian pula dengan PT Berdikari Livestock yang saat ini telah menjalankan berbagai lini bisnis di bidang peternakan, seperti pengadaan dan penggemukan sapi untuk kurban, kerjasama rumah potong hewan (RPH) di Makassar, budidaya ikan nila, dan penanaman jagung sebagai sumber pakan.
Ada pula PT Berdikari Meubel Nusantara yang juga terus mengembangkan bisnis perusahaan untuk menjaring pasar dalam dan luar negeri.