Bisnis.com, JAKARTA -- Pelabuhan Tanjung Perak naik peringkat dari posisi ke-45 menjadi ke-43 dalam One Hundred Ports 2019, daftar 100 pelabuhan di dunia dengan produksi bongkar muat kontainer terbanyak yang disusun oleh Lloyd's List.
Volume arus kontainer pelabuhan yang berbasis di Surabaya itu tercatat mengalami kenaikan 8,8% menjadi 3,9 juta TEUs sepanjang tahun lalu.
Tanjung Perak kembali menduduki posisi itu setelah merosot dua peringkat dalam One Hundred Ports 2018.
Lloyd mencatat peningkatan arus barang domestik dan internasional mendorong kenaikan throughput.
Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), terminal terbesar di Tanjung Perak, menangani kontainer 1,4 juta TEUs pada tahun lalu atau tumbuh 11% dari 2017, didominasi oleh peti kemas internasional. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III memiliki rencana investasi yang akan menambah kapasitas pada beberapa tahun mendatang.
"TPS akan memiliki lima ship to shore cranes baru dengan kapasitas twin-lift, 24 rubber tyred gantry cranes, dan 100 unit single chassis head truck dalam rencana investasi multiyears," sebut Lloyd dalam rilisnya.
Dermaga terminal internasional itu juga akan diperpanjang dari 1.000 m menjadi 1.350 m untuk meningkatkan kapasitas menjadi 2,2 juta TEUs.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III Doso Agung mengapresiasi peningkatan peringkat Pelabuhan Tanjung Perak dalam 100 Container Ports versi Lloyd List's.
"Peningkatan arus peti kemas didapat dari optimalisasi setiap terminal sesuai segmen komoditas utamanya," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (31/7/2019).
Sebagai gambaran, TPS untuk peti kemas internasional, Terminal Berlian oleh BJTI Port untuk segmen peti kemas domestik, dan Terminal Teluk Lamong untuk pasar baru dan pengguna jasa eksisting yang ingin meningkatkan kualitas layanan bongkar muatnya di terminal modern dan ramah lingkungan.
Pelindo III, sambung Doso, juga menerapkan strategi untuk meningkatkan efisiensi para pengguna jasa, misalnya tarif khusus transshipment peti kemas domestik di Tanjung Perak.