Bisnis.com, BOGOR--Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed Al Nahyan lebih banyak membahas soal peningkatan kerja sama ekonomi.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi seusai mendampingi Presiden Jokowi menyambut kedatangan Putra Mahkota Mohamed di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019).
"Dari sisi substansi yang dibahas adalah pertama, bagaimana kita bisa meningkatkan kerjasama ekonomi. Jadi pembahasan mengenai ekonomi sangat kental sekali," katanya.
Adapun, dalam pertemuan bilateral, kedua negara menandatangani 12 kesepakatan yakni 9 kesepakatan antar kementerian/lembaga, dan 4 kesepakatan business to business.
Jika dirinci, 9 kesepakatan antar k/l kedua negara meliputi peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, industri, kepabeanan, pariwisata, dan kelautan dan perikanan, pertahanan, kekonsuleran, dan kebudayaan.
Sementara itu, kesepakatan business to business dilakukan oleh tiga perusahaan yakni PT Pertamina (Persero) dengan ADNOC dengan nilai investasi US$1,3 miliar-US$2,5 miliar untuk pengembangan RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain (LPG dan Naphta), LPG Storage; PT Chandra Asri Petrochemicals dan Mubadala dengan nilai investasi US$5 miliar-US$6 miliar dan US$2 miliar-US$3 miliar; serta PT Pelabuhan Indonesia Maspion dan DP World Asia dengan nilai investasi US$1,2 miliar (fase 1 US$350 juta) terkait pengembangan dan pengoperasian terminal kontainer di Kawasan Industri Maspion, Jawa Timur
Baca Juga
"Dari 3 MoU [memorandum of understanding] tadi yang business to business itu nilai totalnya sekitar Rp136 triliun atau US$9,7 miliar," ujar Retno.
Tak hanya itu, dia mengemukakan UEA memiliki sovereign wealth fund senilai US$1,3 miliar. "Potensi-potensi seperti inilah yang [ingin] kita kerjasamakan dengan UEA," tambahnya.
Oleh karena itu, Retno mengungkapkan Presiden Jokowi sudah memberikan arahan kepada para menterinua untuk segera mengeksekusi rencana-rencana investasi yang diinginkan oleh UEA.
Dari sisi prospek kerja sama ke depan, dia menjelaskan ada ketertarikan sejumlah pengusaha UEA untuk mengembangkan sektor pariwisata di Danau Toba, dan Mandalika.