Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wujudkan 1.000 Technopreneurs, Kemendag Pacu Pelatihan Pemasaran Digital

Rendahnya indeks kewirausahaan di Indonesia, dibandingkan dengan negara Asean lain, membuat pemerintah menggencarkan upaya untuk mendorong penambahan jumlah wirausahawan di Tanah Air.
Ilustrasi/Entrepreneur
Ilustrasi/Entrepreneur

Bisnis.com, JAKARTA — Rendahnya indeks kewirausahaan di Indonesia, dibandingkan dengan negara Asean lain, membuat pemerintah menggencarkan upaya untuk mendorong penambahan jumlah wirausahawan di Tanah Air.

Langkah itu salah satunya dilakukan dengan mengajak kalangan pemuda untuk ikut serta dalam ambisi pemerintah mewujudkan 1.000 technopreneurs.

Dalam hal ini, upaya itu dilakukan oleh Kementerian Perdagangan yang bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dengan melakukan pelatihan pemasaran digital bagi mahasiswa inkubator bisnis di Makassar, pada Selasa (16/7/2019).

Kepala Biro Humas Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendorong jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa agar dapat menjadi pengusaha mandiri selepas menyelesaikan bangku kuliah.

Puntodewi menyebutkan kewirausahaan secara langsung memiliki peran penting dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Entrepreneurship Global Index 2018, indeks kewirausahaan di negara maju sebesar 14%, sementara indeks kewirausahaan di Indonesia baru sebesar 3,1%. Capaian di Indonesia itu masih di bawah negara Asean lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. 

"Kita perlu mendorong tumbuhnya wirausaha baru, khususnya di kalangan mahasiswa dan kaum muda yang merupakan generasi milenial dengan memanfaatkan era teknologi saat ini, ujarnya seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (17/7/2019).

Menurutnya, kesadaran pentingnya wirausaha bagi perekonomian negara perlu ditanamkan kepada kaum muda dalam mendorong kreativitas dan rasa percaya diri untuk menjadi pelaku usaha. 

“Upaya ini juga untuk membantu mewujudkan target pemerintah menciptakan 1.000 technopreneurs," lanjutnya.

Pada pelatihan ini, peserta dididik bagaimana melakukan pemasaran produk yang tepat sasaran dengan menggunakan perangkat digital. Selanjutnya, hasil pelatihan kepada para peserta selanjutnya akan dimonitor kemajuannya secara berkala. Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Abdul Wahab menambahkan, model pelatihan seperti ini perlu lebih sering dilakukan di luar Jawa.

Menurut data Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), penggunaan sarana niaga elektronik untuk berdagang di luar Jawa baru mencapai 30%.  Persentase tersbeut jauh di bawah daerah Jawa  yang mencapai 70%. Hal itu, lanjutnya, menandakan potensi pengembangan usaha secara digital di luar Jawa masih cukup besar.

"Kami sangat mendukung kegiatan ini, yang sejalan dengan program kampus untuk mendidik pebisnis ulung. Agar tidak berhenti sampai di sini, kami juga mengikutkan para dosen pembimbing inkubator bisnis UIN dalam pelatihan ini sebagai training of trainee (ToT) sehingga bisa memberikan pelatihan kembali kepada para mahasiswa lainnya dan program bisa berjalan berkesinambungan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper