Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Miliuner Inggris Beli Griya Tawang Termahal Singapura, Segini Harganya

Singapura memperketat pembatasan propertinya tahun lalu setelah mengalami kenaikan secara tahunan 9,10% pada harga hunian dengan para pengembang harus membayar harga di titik rekor untuk membeli lahan.
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons

Bisnis.com, JAKARTA — Seorang miliuner, James Dyson, pemilik perusahaan yang tengah berencana mengembangkan mobil listrik, membeli apartemen termahal di Singapura.

Griya tawang (penthouse) setinggi tiga lantai yang berada di gedung tertinggi di Singapura itu terjual dengan harga 73,80 juta dolar Singapura atau sekitar dengan Rp765,5 miliar.

Dilengkapi dengan lift pribadi, apartemen di tengah kota itu awalnya bernilai 100 juta dolar Singapura, memiliki lima kamar tidur, lemari yag muat untuk 600 botol anggur, kolam renang, jacuzzi, dan halaman pribadi dengan pemandangan ke arah kota termasuk Marina Bay Sands.

Dyson (72), pada Januari 2020, berencana untuk memindahkan kantor puaat perusahaannya dari Inggris ke Singapura, agar lebih dekat dengan pasar berkembang.

Perusahaannya, yang memproduksi barang elektronik seperti kipas tanpa baling-baling, penjernih udara, dan pengering rambut, kini sudah berencana membangun mobil listrik di Singapura.

Griya tawang The Wallich Residence berdiri di atas gedung tertinggi di Tanjong Pagar Centre, gedung tertinggi di Singapura, yang dibangun oleh pengembang GuocoLand Ltd.

Sebelum diluncurkan secara resmi, tawaran harga tertinggi griya tawang di "langit" itu mencapai 100 juta dolar Singapura pada 2017, membuatnya menjadi properti paling mahal di Negeri Merlion itu. Adapun, Dyson dan istrinya sudah resmi menjadi pembeli dengan kepemilikan selama 99 tahun pada 20 Juni lalu.

Namun, Dyson, yang sudah memiliki izin tinggal tetap, seperti dikutip dari www.theirishtimes.com, tercatat hanya membeli dengan harga 73,80 juta dolar Singapura.

"Melihat keputusannya untuk merelokasi kantor pusat perusahaannya ke Singapura dan fokus pengembangan perusahaannya di sana, tentu James Dyson akan membeli properti di sana," kata juru bicara Dyson, Kamis (11/7).

Dyson merupakan salah satu pengusaha terkemuka di Inggris, perusahaannya menghasilkan miliaran dolar AS dari produk-produk pembersih rumah.

Selanjutnya, Singapura dipilih atas stabilitas Negara itu. Hal ini menarik bagi pengusaha-pengusaha superkaya untuk ikut masuk ke pasar properti negara-negara berkembang di Asia Tenggara.

Singapura memperketat pembatasan propertinya tahun lalu setelah mengalami kenaikan secara tahunan 9,10% pada harga hunian dengan para pengembang harus membayar harga di titik rekor untuk membeli lahan.

Warga asing sekarang juga harus membayar pajak lebih dari 20% untuk membeli properti sesuai dengan aturan yang berlaku, sedangkan warga tetap membayar pajak lebih rendah.

"Meskipun aturannya begitu, pembeli tetap banyak dari asing," kata Leong Boon Hoe, agen Realty Internasional List Sotheby.

Singapura, kata Leong, bisa menjadi tempat unjuk kekayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper