Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri air minum dalam kemasan (AMDK) optimistis penjualan tumbuh dua digit sepanjang tahun ini.
Rachmat Hidayat, Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), mengatakan selama paruh pertama tahun ini, serapan AMDK di pasar domestik dirasakan dalam kondisi yang baik walaupun ada gelaran pemilihan umum. Momentum ini justru menjadi pendorong konsumsi selain persiapan puasa dan Lebaran.
“Untuk semester II ini kami perkirakan akan mulus, lebih bagus karena pemilu berjalan aman, persidangan MK juga telah selesai. Semoga target dua digit, sekitar 10% bisa tercapai tahun ini,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Sepanjang tahun lalu, penjualan AMDK tumbuh sekitar 8%-9% dengan volume 30 miliar liter. Pada 2019, dengan target pertumbuhan sebesar 10%, volume penjualan diharapkan mencapai 33 miliar liter.
Adapun di antara produk minuman dalam kemasan, AMDK tumbuh lebih tinggi. Menurut Rachmat, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang memilih AMDK seusai makan atau berolahraga. Selain itu, AMDK harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan produk minuman dalam kemasan lainnya.
“Secara natural, tingkat konsumsi AMDK lebih tinggi karena fungsinya penghilang dahaga. Tidak ada unsur leisure seperti minuman lainnya,” kata Rachmat.
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan industri AMDK dalam negeri memiliki pangsa pasar yang cukup besar dari kelompok industri minuman ringan, dengan market share mencapai 85%.
Jumlah industri AMDK lebih dari 500 perusahaan, dengan 90%-nya merupakan industri kecil dan menengah (IKM).
Potensi bisnis AMDK di Tanah Air dinilai cukup prospektif seiring penambahan modal yang terus mengalir dari beberapa produsen. Misalnya, investasi Orang Tua Group dengan merek Crystalline.
Selain itu, PT Sariguna Primatirta Tbk. dengan merek CLEO yang melanjutkan ekspansi membangun tiga pabrik baru serta salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Indra Karya (Persero) yang juga ikut dalam pengembangan industri AMDK.
“Produk AMDK dari industri dalam negeri sudah mampu kompetitif di pasar internasional,” kata Rochim.