Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membaca Peluang Pelonggaran Suku Bunga AS

Perdebatan tentang prediksi kebijakan moneter AS pada bulan ini bergeser dari 'seberapa banyak The Fed akan memotong suku bunga?' menjadi 'apakah suku bunga akan mengalami perubahan?' menyusul data ketenagakerjaan sepanjang Juni yang mematahkan ekspektasi para ekonom.
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg
Gubernur The Fed Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Perdebatan tentang prediksi kebijakan moneter AS pada bulan ini bergeser dari 'seberapa banyak The Fed akan memotong suku bunga?' menjadi 'apakah suku bunga akan mengalami perubahan?' menyusul data ketenagakerjaan sepanjang Juni yang mematahkan ekspektasi para ekonom.

Data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat (5/7/2019), melaporkan bahwa pertumbuhan sebanyak 224.000 pekerjaan baru sepanjang Juni.

Laporan ini mengubah indikasi Fed Fund Futures dari kemungkinan penurunan suku bunga pada Juli pada kisaran setengah poin menjadi seperempat poin. Pada satu titik, keyakinan pada proyeksi tersebut tidak mencapai 100%.

Imbal hasil pada obligasi AS bertenor dua tahun melonjak menjadi 1,87% dari 1,76%, mencerminkan berkurangnya peluang The Fed untuk secara agresif mengurangi biaya pinjaman dalam waktu dekat.

Membaca Peluang Pelonggaran Suku Bunga AS

Gubernur The Fed Jerome Powell, yang mengatakan bahwa ketidakpastian dalam prospek AS dapat memicu pemangkasan suku bunga, akan memberikan testimoninya terkait pasar tenaga kerja pada Rabu (10/7/2019).

Pertemuan FOMC pada 30-31 Juli diperkirakan akan membahas apakah ekonomi membutuhkan dorongan lebih di tengah perlambatan ekonomi global, gesekan perdagangan, dan inflasi yang rendah.

Para pejabat bank sentral juga akan menegaskan independensi mereka terhadap tekanan politik.

Terlepas dari pujian Presiden AS Donald Trump terhadap angka pekerjaan yang baik, Trump kembali menyampaikan seruannya kepada The Fed agar segera menurunkan suku bunga, yang dia percaya sebagai sebuah langkah untuk memicu lonjakan pertumbuhan.

Menurut Michael Feroli, Kepala Ekonom kawasan AS di JPMorgan Chase & Co., New York, pertemuan di akhir bulan ini akan menjadi agenda yang paling banyak diperdebatkan.

Dia juga mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin untuk saat ini adalah ekspektasi yang tidak masuk akal.

"Saya pikir, pada akhirnya mereka [The Fed] akan melakukan pelonggaran karena ada isyarat yang begitu kuat. Ini adalah pelonggaran jaminan. Risikonya tidak begitu tinggi karena inflasi untuk saat ini tidak menunjukkan risiko jangka pendek," kata Feroli seperti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (7/7/2019).

Sementara itu, ekonom Bloomberg Carl Riccadonna dan Yelena Shulyatyeva berpendapat bahwa meskipun FOMC telah mengubah sikap mereka sejak pertemuan Juni, menjadi sedikit lebih agresif, kuatnya laju perekrutan kerja akan memungkinkan FOMC untuk menunda pelonggaran hingga September.

"Namun bank sentral masih perlu melakukan pemotongan suku bunga untuk meningkatkan kurva imbal hasil," ujar mereka.

Tingkat pengangguran naik hingga 3,7%, sedangkan pendapatan rata-rata per jam meningkat 3,1% dari tahun sebelumnya, berada sedikit di bawah dari yang diproyeksikan.

Dalam sebuah laporan menyusul rilis data ketenagakerjaan, ekonom Goldman Sachs Group Inc. yang dipimpin oleh Jan Hatzius mengatakan pidato dan wawancara The Fed baru-baru ini menunjukkan bank sentral akan melanjutkan pelonggaran pada Juli.

Mereka melihat penurunan suku bunga sebagai kesimpulan yang paling mungkin, dengan peluang 60% dari pemotongan seperempat poin pada Juli, 15% peluang penurunan setengah poin, dan peluang 25% yang mengatakan tidak ada perubahan kebijakan.

Bagi Ryan Sweet, Kepala Peneliti Kebijakan Moneter di Moody's Analytics Inc., rebound dalam pertumbuhan pekerjaan pada Juni kemungkinan memudarkan potensi pemangkasan suku bunga setengah poin.

"Menurut saya, kemungkinan pemotongan suku bunga sekitar 65%, yang akan dimaksudkan sebagai jaminan terhadap perlambatan ekonomi, mendorong ekspektasi inflasi dan memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan kehilangan momentum ekspansi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper