Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Internet of Things (IoT) Indonesia memproyeksikan sektor industri manufaktur akan menjadi sektor yang paling banyak menggunakan teknologi IoT pada 2022. Namun, penerapan teknologi tersebut dinilai akan menghadapi banyak tantangan.
Asosiasi memprediksi sektor industri manufaktur akan menyerap 18% dari total perangkat IoT atau sebanyak 72 juta perangkat pada 2022. Adapun, jumlah perangkat IoT dalam 3 tahun mendatang akan mencapai 400 juta perangkat senilai Rp56 triliun.
Sekretaris Jenderal Asosiasi IoT Indonesia Fita Indah Maulani mengatakan bahwa penerapan IoT pada sektor industri atau Industrial Internet of Things (IIoT) sudah mulai diterapkan oleh beberapa pemain. Namun, Fita menilai kesadaran sektor industri dalam mengadopsi IIoT masih kurang.
“Potensi dari IIoT sangat besar. Dengan menganalisis data yang masuk, tidak hanya efisiensi, IIoT juga bisa memberikan informasi riil kondisi di lapangan yang membantu manajemen membuat kebijakan atau keputusan bisnis yang lebih terukur dan efektif,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/6/2019).
Fita menambahkan, biaya untuk menerapkan teknologi IIoT dalam proses produksi sangat tergantung dari kebutuhan setiap industri.
Selain itu, para pelaku bisa melakukan personalisasi terhadap IIoT yang ingin digunakan. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan IIoT dapat ditekan sesuai kebutuhan.
Menurutnya, pengimplementasian IIoT tidak eksklusif diimplementasikan pada industri berskala besar, namun industri kecil dan menengah (IKM) juga dapat mengimplementasikannya. Fita menyarankan agar menggunakan perangkat lokal untuk menekan biaya.
Fita optimis tren penggunaan IIoT akan tumbuh positif pada akhir tahun ini. “Apalagi sekarang regulasi IoT juga sudah keluar.”
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan, pihaknya akan berusaha meningkatkan komponen teknologi dalam Indonesia Industry 4.0 Index Readiness (INDI 4.0) secara bertahap.
Ngakan berujar, peningkatan tersebut akan dilakukan dengan melakukan pendampingan kepada pelaku industri terkait implementasi IIoT.
“Kami mencetak tenaga-tenaga ahli industri 4.0 tersertifikasi yang akan membantu industri dalam melakukan transformasi teknologi ke arah industri 4.0,” tuturnya kepada Bisnis.