Bisnis.com, BANGKOK, THAILAND - Banyak kalangan meragukan apakah 21 bab perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bisa tuntas tahun ini.
Bagaimana para menteri ekonomi Asean memastikan penyelesaian 14 bab perundingan yang sejauh ini belum dibahas?
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan RCEP Trade Negotiation Commitee (TNC) yang diketuai oleh Dirjen Perundingan Perdagangan Indonesia Kemendag Iman Pambagyo telah meminta agar delegasi yang datang pada perundingan RCEP putaran ke-26 di Melbourne, Australia, akhir bulan ini datang dengan mandat penuh.
"Jadi, jangan ada negara yang datang kesana tidak ada mandat karena kita menyepakati itu," kata Enggartiasto dalam press briefing di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asean ke-34 , Jumat (21/6/2019) malam.
Mendag berharap, para negosiator menghasilkan kesimpulan yang lebih maju dalam negosiasi yang akan cukup panjang di Melbourne selama 25 Juni hingga 3 Juli. Menurut dia, paling tidak persoalan akses pasar 'selesai secara substansial' tahun ini. Baginya, tidak ada pilihan karena perundingan RCEP adalah pertaruhan bagi sentralitas Asean.
Para menteri ekonomi Asean juga menugaskan Troika, tiga serangkai yang terdiri atas Indonesia sebagai koordinator TNC, Ketua Asean Thailand, dan Sekjen Asean, untuk bertemu dengan pemerintahan India yang baru.
India sejauh ini masih menginginkan rules of origin yang ketat untuk mencegah produk China membanjiri pasar negara itu melalui anggota RCEP yang mungkin mengenakan tarif impor lebih rendah atau bahkan membebaskan tarif sama sekali.
Pada saat yang sama, New Delhi menginginkan komitmen RCEP menyederhanakan perdagangan jasa dan teknologi informasi dengan mempermudah pergerakan antarnegara tenaga-tenaga profesional.
"Jadi, kami mau menjembatani saja untuk address apa sih kekhawatiran Anda [India]," katanya.
Soal China yang ingin India dikeluarkan saja dari perundingan perdagangan bebas Asia itu, Enggartiasto mengatakan Asean menyepakati untuk tetap bersama enam negara mitra, termasuk India, menyelesaikan negosiasi.
"Kita menghindari, tidak mau ada satu yang tidak bersama. Makanya, kita mau meminta masing-masing ada fleksibilitas. Jadi, satu fleksibel, di sana juga fleksibel. Kalau keduanya keras, agak sulit."
Indonesia akan mencari kesempatan untuk bertemu India pada KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni atau bila perlu, terbang ke New Delhi.