Bisnis.com, JAKARTA - PT TransNusa Aviation Mandiri atau TransNusa telah mendatangkan dua unit pesawat ATR 72-600 dari total empat yang ditargetkan dioperasikan pada tahun ini.
Managing Director TransNusa Bayu Sutanto mengatakan pembelian pesawat bermesin turbo propeller tersebut merupakan program maskapai melakukan peremajaan pesawat. Adapun, pengiriman delapan unit pesawat tersebut akan dilakukan dalam dua tahap.
"Semester pertama sudah datang 2 unit. Sementara itu, 2 unit sisanya akan tiba semester kedua, yakni Agustus dan September tahun ini," kata Bayu, Kamis (20/6/2019).
Dia menjelaskan, peremajaan pesawat dilakukan untuk mengganti pesawat Fokker 50 yang saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Kendati demikian, pihaknya enggan menyebutkan total investasi yang dibutuhkan untuk mendatangkan 8 unit pesawat tersebut.
Dia mengaku sudah menjalin kontrak sewa dengan Nordic Aviation Capital untuk empat unit dan sisanya dengan perusahaan lessor lain. Sumber dana peremajaan sebagian berasal dari hasil penjualan Fokker 50 dan suntikan modal pemegang saham.
Total pesawat Fokker 50 yang sudah terjual mencapai 5 unit, yakni 2 unit pada 2016 dan 2017, 1 unit pada tahun ini. Dari 5 unit tersebut, jelasnya, 3 unit telah beroperasi di Kenya, sedangkan 2 unit di Filipina.
Hingga saat ini, jumlah pesawat yang dimiliki oleh TransNusa terdiri atas 6 unit ATR 72-600, 1 unit ATR 42-500, dan 2 unit British Aerospace (BAe) 146.
Sebelumnya, maskapai yang melayani penerbangan wilayah Indonesia Timur terutama di Nusa Tenggara dan Bali tersebut berhasil menjual dua unit pesawat Fokker 50 kepada Leading Edge Air Services Corp (Leascor), anak perusahaan dari Aviation Cadet Development Inc (ACDI) asal Filipina.
Bayu mengatakan alasan penjualan tersebut karena pesawat Fokker 50 sudah tidak diproduksi lagi. Sejak 2014, maskapai tersebut telah melakukan peremajaan armada Fokker dengan mengganti dengan pesawat jenis ATR.
Dia mengklaim Leascor sangat puas terhadap pembelian pesawat Fokker 50 tersebut. TransNusa telah memberikan pelayanan yang maksimal kepada pihak pembeli.
Hal tersebut dibuktikan dengan rekam jejak perawatan dan suku cadang telah dilakukan dengan baik, sehingga mendapatkan sertifikasi kelaikudaraan (Certificate of Airworthiness) dengan cepat.