Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Eropa Angkat Kaki, Manufaktur Inggris Tertekan

Pertumbuhan manufaktur Inggris melemah dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan perusahaan-perusahaan Eropa yang memutuskan untuk mengalihkan rantai pasokan ke negara lain.
Seorang pekerja Deliveroo mengayuh sepeda melalui sebuah jalan di Liverpool, Inggris pada 18 Oktober 2017./REUTERS-Phil Noble
Seorang pekerja Deliveroo mengayuh sepeda melalui sebuah jalan di Liverpool, Inggris pada 18 Oktober 2017./REUTERS-Phil Noble

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan manufaktur Inggris melemah dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan perusahaan-perusahaan Eropa yang memutuskan untuk mengalihkan rantai pasokan ke negara lain.

Hal ini disebutkan dalam sebuah survei industri Inggris. Survei triwulan terbaru Make UK menunjukkan pelemahan niat perekrutan dan investasi.

“Awal tahun ini ada bukti yang jelas bahwa industri menggunakan steroid ketika perusahaan menimbunnya. Namun, di bawahnya, sekarang ada bukti yang berkembang dari perusahaan-perusahaan Eropa yang meninggalkan rantai pasokan Inggris, ”kata Kepala Eksekutif Inggris Stephen Phipson, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (3/6/2019).

Dia menyampaikan bahwa pelanggan Asia juga menolak keras perselisihan seputar prospek persyaratan perdagangan Inggris.

Hal ini membuat Inggris hanya dapat mengharapkan output pabrik tumbuh 0,2 persen tahun ini dan 0,8 persen pada 2020, lebih lemah dari ekonomi negara lainnya. Adapun, survei Make UK / BDO mencakup 344 perusahaan antara 1 Mei dan 22 Mei.

Survei bulanan IHS Markit / CIPS yang diawasi ketat atas pabrik-pabrik Inggris dijadwalkan pada 08.30 GMT. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan manufaktur agak menurun di bulan Mei.

Menanggapi hal tersebut, Organisasi Manufaktur dan Akuntan UK BDO menuturkan output dan pesanan terus tumbuh, tetapi dengan tingkat kecepatan yang lebih lambat dibandingkan pada awal 2019.

Adapun, pertumbuhan ekonomi Inggris pada awal tahun ini, dibantu oleh upaya perusahaan yang menimbun barang untuk menghindari gangguan rantai pasokan menjelang batas waktu Brexit 29 Maret lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Tegar Arief
Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper