Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian pelaku industri menyatakan telah mempersiapkan produk masing-masing untuk menghadapi lonjakan permintaan pada akhir bulan Ramadhan. Salah satu penyebab lonjakan tersebut adalah adanya pendapatan tambahan seperti tunjangan hari raya (THR) maupun gaji ketigabelas.
PT Unilever Indonesia Tbk. memaparkan perseroan akan menggenjot kapasitas produksi pada kuartal yang memiliki masa lebaran. Hal tersebut guna menghindari potensi kerugian pada saat cuti bersama selama 2 Minggu sebelum Idul Fitri.
Direktur Costumer Development PT Unilever Indonesia Tbk. Enny Hartati Sampurno mengatakan perseroan menggenjot kapasitas produksi beberapa bulan sebelum Ramadhan mengingat adanya beberapa hambatan produksi mendekati lebaran. Menurutnya, alsana penggenjotan produksi adalah pabrik perseroan akan tutup pada saat masa cuti bersama dan restriksi perjalanan logistik.
"Jadi, seakan-akan sebelum lebaran produksinya naik. Lonjakan produksi itu ada karena pabrik tutup, tidak ada transport [logistik produk], dan permintaan yang naik," ujarnya belum lama.
Dengan kata lain, tambahnya, perseroan harus menutup volume produksi selama 2 Minggu. "Intinya kami tidak ingin barang kami kosong."
Senada, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengutarakan permintaan sepatu di pasar domestik diyakini menguat menjelang Lebaran.
Beberapa faktor pendorongnya antara lain penerimaan tunjangan hari raya (THR) dan kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan budaya masyarakat Indonesia yang menggunakan THR untuk membeli keperluan sandang, termasuk alas kaki, baru saat Hari Raya Idul Fitri.
“Setelah Lebaran, ada tahun ajaran baru sekolah sekitar Juni—Juli, ini juga mendorong konsumsi alas kaki nasional,” katanya.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019: Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M Arief, Maria Elena, Reni Lestari