Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral China Jaga Nilai Tukar Yuan Stabil

Otoritas moneter China percaya diri menjaga nilai tukar yuan stabil pada level yang wajar dan seimbang, seiring dengan berkurangnya kemungkinan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas moneter China percaya diri menjaga nilai tukar yuan stabil pada level yang wajar dan seimbang, seiring dengan berkurangnya kemungkinan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

“Kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS telah berkurang, sehingga akan membantu menjaga yuan stabil,” terang Gubernur People’s Bank of China (PBOC) Yi Gang, seperti dikutip oleh rilis siaran bank sentral tersebut, Financial News.

Yi juga mengatakan suku bunga acuan China saat ini berada pada tingkat yang sesuai.

Ia menjadi pejabat senior terkini yang mengingatkan pasar tentang kebijakan nilai tukar China setelah yuan mengalami penurunan tajam baru-baru ini.

Nilai tukar yuan telah melemah lebih dari 2,5 persen terhadap dolar AS sejak tensi perdagangan antara AS dan Negeri Tirai Bambu bereskalasi awal bulan ini.

“Gap imbal hasil antara obligasi pemerintah China dan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun berada dalam kisaran yang relatif nyaman,” tambah kata Yi.

Pada Selasa (28/5/2019) sore, gap imbal hasil berada di 108 basis poin, dua kali lipat dari 54 basis poin yang terlihat pada awal tahun. Gap imbal hasil yang lebih luas dapat berarti risiko arus keluar modal yang lebih rendah dari China.

“Komentar Yi sangat bijaksana. Terkait suku bunga, itu bisa berarti PBOC tidak berniat untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat,” ujar Ji Tianhe, palar strategi valas di BNP Paribas, Beijing, seperti dilansir Reuters.

Sejumlah pengamat pasar memperkirakan PBOC akan meningkatkan dukungan dan mengambil langkah pelonggaran lebih lanjut guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Namun, ada pula kekhawatiran bahwa langkah-langkah kebijakan longgar tambahan bisa membebani pelemahan yuan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper