Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia melalui kantor cabang luar negeri Hong Kong terus mendukung upaya pemerintah dalam menggalakkan ekspor Tanah Air, dengan memberikan pembiayaan bagi perusahaan dari Hong Kong dan daratan Tiongkok yang melakukan impor komoditas dari Indonesia.
Direktur Treasury dan Internasional BNI, Rico Rizal Budidarmo mengatakan bahwa BNI saat ini sedang mengembangkan ekosistem pembiayaan yang melibatkan kantor cabang di luar negeri, dan sarang burung wallet merupakan salah satu komoditi ekspor yang dibiayai oleh BNI Hong Kong.
Rico memaparkan, untuk dalam negeri, BNI membiayai perusahan dan industri besar melalui kredit korporasi dan menengah. Selain itu BNI juga membiayai pemasok-pemasoknya melalui KUR, BNI Wirausaha dan Kredit Usaha Kecil.
"Kemudian BNI kantor cabang di luar negeri dapat melakukan pembiayaan terhadap pembeli atau importir dari komoditas tersebut," ujarnya, Selasa (28/5).
General Manager Divisi Internasional BNI, Eko Nugroho menjelaskan bahwa dalam melakukan pembiayaan burung wallet tersebut, BNI di dalam negeri telah membiayai petani dan pabrik pengolahan burung wallet di Kalimantan dan Surabaya.
Sedangkan yang di luar negeri, BNI Hong Kong membiayai importir yang berlokasi di negara tersebut. Menurutnya sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak ratusan tahun lalu penduduk China merupakan penggemar sarang burung wallet.
"Kini sarang burung walet menjadi menu favorit di restoran-restoran China," ujarnya.
Sementara itu, selain untuk konsumsi langsung, sarang burung walet menjadi bahan baku kosmetik dan produk kecantikan lainnya.
"Uniknya, di China sendiri tidak terdapat sarang burung wallet, dan seluruhnya diimpor dengan impor terbesar lebih dari 70 persen berasal dari Indonesia," tegasnya.
Namun demikian, sistem perdagangan burung wallet ini masih sangat tradisional, dengan sistem kepercayaan dan pencatatan sederhana.
"Hal ini tidak jarang dapat menyebabkan kerugian bagi penjual dari Indonesia karena pembayaran yang tidak teratur dan kecenderungan pembeli dari China meminta kredit dalam jangka waktu yang cukup panjang," ujarnya.
Wan Andi Aryadi, General Manager BNI Hong Kong, menilai bahwa kehadiran BNI Hong Kong menjadi solusi atas kondisi di atas.
"Dengan memberikan fasilitas kepada pembeli di Hong Kong sehingga pembayaran kepada eksportir di Indonesia menjadi lebih terjamin," ujarnya.
Salah satu perusahaan Hong Kong yang telah mendapatkan fasilitas kredit adalah Hong Fung Hong Ltd. Perusahaan tersebut mendapatkan kredit senilai HKD50 juta untuk mengimpor sarang burung walet dari Indonesia.
Oscar, Pemilik Hong Fung Hong Ltd. mengatakan fasilitas kredit dari BNI dipergunakannya untuk mempercepat pembayaran kepada perusahaan pengekspor di Indonesia.
Menurutnya hal itu sangat membantu meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaannya, karena transaksi yang dilakukannya selama ini sepenuhnya berdasarkan kepercayaan saja sejak awal dan tidak banyak melibatkan perbankan.