Bisnis.com, JAKARTA--PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), pengelola Kawasan Industri Weda Bay, sedang menyiapkan fasilitas power plant berkapasitas 750 mega watt sebagai pendukung aktivitas industri di dalamnya.
Agnes Ide Megawati, Associate Director Media and Public Relation IWIP, mengatakan pihaknya menyiapkan sebanyak 3 unit power plant dengan kapasitas masing-masing sebesar 250 mega watt. Pembangunan power plant ini telah dimulai sejak Desember tahun lalu.
"Fasilitas ini diharapkan selesai bersamaan dengan smelter nikel yang diperkirakan mulai beroperasi pada 2020," ujarnya di Jakarta, Senin (27/5/2019).
Power plant yang dibangun merupakan pembangkit listrik tenaga uap yang membutuhkan batu bara sebagai sumber energi. Dia menyebutkan setiap hari diperlukan sekitar 5.000 ton batu bara untuk masing-masing unit power plant.
Selain power plant, IWIP juga membangun fasilitas pendukung lainnya seperti bandara dan pelabuhan. Fasilitas bandara yang dibangun bertujuan untuk memperlancar mobilisasi para tenaga kerja perusahaan dan tidak digunakan untuk umum.
"Runway-nya lebih dari 600 meter dengan jenis pesawat semacam private jet yang bisa menggunakan bandaranya," kata Agnes.
KI Weda Bay merupakan kawasan industri yang sedang dikembangkan di Halmahera Tengah, Maluku Utara dengan rencana luas lahan sebesar 2.000 hektare. Kawasan industri ini bakal menjadi pusat industri berbasis nikel.
Adapun, IWIP merupakan perusahaan patungan dari 3 investor asal China, yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi. KI Weda Bay merupakan realisasi dari perjanjian antara Eramet Group (Prancis) dan Tsingshan, bersama partner lokal, yaitu PT Aneka Tambang Tbk. pada 2018, untuk mengembangkan deposit bijih nikel dan 30kt/Ni Nickel Pig Iron smelter sebagai smelter pertama di dalam KI Weda Bay.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian kawasan ini diproyeksikan dapat menyerap investasi senilai US$7,5 miliar dan tenaga kerja sebanyak 18.000 orang.
Sebelumnya, Bupati Halmahera Tengah Edi Langkara menyatakan pemerintah daerah ingin menjadi partner dalam pengembangan KI Weda Bay melalui perusahaan daerah. Dengan demikian, pemda tidak hanya menjadi penonton.
Pemda juga terus berkoordinasi dengan stakeholders terkait untuk percepatan pengembangan KI Weda Bay. "Kami juga ingin bisa cepat pembangunan pelabuhan untuk mendukung industri. Percepatan ini harus terkoordinasi," kata Edi.