Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI 22 MEI : Penjualan Listrik Jakarta Raya Turun 30 persen

PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mencatat terjadi penurunan penjualan listrik sebesar 30% selama kerusuhan 22 Mei 2019. 
Brimob memasang bendera Merah Putih di kawasan Sarinah, Jl MH Thamrin saat unjuk rasa, Rabu (22/5/2019)./Antara
Brimob memasang bendera Merah Putih di kawasan Sarinah, Jl MH Thamrin saat unjuk rasa, Rabu (22/5/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya mencatat terjadi penurunan penjualan listrik sebesar 30% selama kerusuhan 22 Mei 2019. 

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan penurunan penjualan listrik terjadi dari 21 Mei 2019 hingga 22 Mei 2019. Penurunan penjulan lantaran tidak beroperasi sejumlah perkantoran selama kerusuahan.

PLN pun memprediksi penjualan listrik selama Mei 2019 akan turun menjadi 3 terawatt hour (twh) dari kondisi normal sebesar 3,4 twh per bulan. 

"Mei kita gak jualan karena banyak tutup rata-rata 30% per hari dari tanggal 21-22, tanggal 23 mulai ramai," katanya, belum lama ini. 

Rendahnya penjualan listrik tidak hanya terjadi pada Mei saja, April 2019 lalu, PLN Distribusi Jakarta Raya juga mencatat hal serupa.

Penjualan pada April 2019 hanya tumbuh 1% dibanding periode sama tahun lalu. Berbeda dengan akumulasi pertumbuhan Januari 2019 yang tumbuh 4,3% dibanding tahun lalu. 

"Sebenarnya kita bisa tumbuh lebih besar kalau April enggak banyak libur," katanya. 

PLN Disjaya berencana semakin agresif untuk menggenjot pertumbuhan pelanggan baru, selain meningkatkan pertumbuhan pelanggan premium. Rata-rata dalam satu bulan, terdapat 18.000 pelanggan baru PLN di Jakarta Raya. 

Ikhsan mengatakan PLN Disjaya juga mulai mengarah mencari pelanggan premium renewable. Apalagi, distribusi listrik Jakarta Raya disuplai sejumlah pembangkit energi baru terbarukan (ebt) seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Saguling, dan PLTA Cirata. 

"Kita agresif dari segi marketing, terutama di daerah pinggiran, karena kalau di Jakarta sudah high rise building," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper