Bisnis.com, JAKARTA — Rahim, pedagang baju muslim di kawasan Jati Baru, Tanah Abang sibuk menata dagangannya di tengah masih berserakannya beton pembatas jalan, pecahan kaca serta bekas kayu-kayu sisa aksi pembakaran saat kerusuhan pada Rabu (22/5),
Berjualan di emperan jalan raya, dia tampak tidak menunjukkan raut ketakutan meskipun lokasi tempatnya berdagang, sempat menjadi salah satu pusat bentrokan antara sekelompok demonstran dengan aparat keamanan.
“Sudah enggak ada [rasa] takut lagi, bang. Kalau takut terus tidak berjualan dan mengikuti jadwal [status] siaga I aparat sampai 25 Mei nanti, barang dagangan saya ini mau dikemanakan? Saya pulang kampung nanti juga mau bawa bekal apa kalau libur terlalu lama?” ujarnya.
Rahim mengatakan, dalam sehari dia biasa mendapatkan omzet Rp5 juta pada periode Ramadan dan Lebaran. Praktis, apabila dia kembali absen berdagang seperti pada 22 Mei, dia akan melewatkan cuan hingga Rp10 juta.
Berdasarkan pantauan Bisnis, geliat perekonomian di Pasar Tanah Abang mulai tampak dari para pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir Jalan Fachruddin, Kebon Kacang, Kebon Jati dan sekitaran K.H. Mas Manyur. Tak hanya para pedagang, para pembeli pun tampak mulai memadati kawasan tersebut.
Baca Juga
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, kawasan perbelanjaan Tanah Abang masih berstatus ditutup sementara atau situasional hingga 25 Mei 2019. Dia pun memastikan penjualan di Pasar Tanah Abang belum beroperasi secara penuh lantaran keputusan penutupan sementara tersebut.
Kebijakan itu diambil lantaran kondisi keamanan dinilai masih belum sepenuhnya kondusif, terlebih pada Kamis (23/5) dini hari, aksi masa masih berlangsung di sekitaran kantor Badan Pengawas Pemilu, yang berdekatan dengan Tanah Abang.
“Namun, status penutupan sementara Pasar Tanah Abang itu sebatas imbauan. Kami tidak memaksa pedagang untuk tutup atau tidak berjualan.”
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti pun mengapresiasi keberanian para pedagang di area Pasar Tanah Abang untuk kembali berjualan hanya berselang 1 hari setelah kawasan tersebut ditutup dan menjadi salah satu pusat kericuhan.
Dia mengatakan, pulihnya aktivitas Pasar Tanah Abang yang menjadi salah satu sentra perdagangan terbesar di DKI dalam waktu cepat, merupakan indikasi yang baik bagi perekonomian nasional. Kondisi itu akan mengurangi potensi kerugian akibat kelumpuhan aktivitas perdagangan yang berkepanjangan.
“Tentu kondisi tersebut menjadi indikasi yang baik bagi perekonomian kita. Artinya, transaksi yang melibatkan Pasar Tanah Abang tidak terganggu dalam waktu yang panjang,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy N. Mandey mengatakan, mulai pulihnya aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang sudah diperkirakan olehnya sebelumnya. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kesigapan dan kecepatan aparat memulihkan keamanan.
“Kami dari para peritel sebenarnya tidak terlalu takut dengan aksi keramaian selama 21—22 Mei. Sebab, kami sudah mendapatkan jaminan dari aparat keamanan,” katanya.
Menurutnya, satu-satunya peritel anggota Aprindo yang masih melalukan penutupan operasional hanya pusat perbelanjaan Sarinah lantaran lokasinya berseberangan secara langsung dengan Bawaslu.
Berangsur pulihnya kondisi keamanan di sejumlah pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta, tentu menjadi kabar gembira bagi perekonomian daerah maupun nasional. Sebab, kondisi itu memberikan arti bahwa tidak akan ada lagi ketakutan, terjadinnya potensi aktivitas konsumsi masyarakat turun akibat berhenti beroperasinya sejumlah pusat perbelanjaan.