Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Aki Bekas Kesulitan Bahan Baku

Industri pengolahan limbah aki/accu/battery/akumulator kesulitan mendapatkan bahan baku akibat banyaknya pelaku usaha tak berizin yang beroperasi.
Teknisi memasang baterai pada mobil Nissan. -nissanservicenow.com
Teknisi memasang baterai pada mobil Nissan. -nissanservicenow.com

Bisnis.com, SURABAYA - Industri pengolahan limbah aki/accu/battery/akumulator kesulitan mendapatkan bahan baku akibat banyaknya pelaku usaha tak berizin yang beroperasi.

Smelter atau perusahaan peleburan aki, PT Indra Eramulti Logam Industri (IMLI), yang memiliki kapasitas produksi 3.000 ton timah hitam berbahan aki bekas kini hanya bisa memproduksi 1.000 ton timah per bulan.

General Manager Plants IMLI Surya Widada mengatakan mengatakan untuk memproduksi 3.000 ton timah diperlukan 6.000 ton aki bekas. "Saat ini kami baru bisa memanfaatkan kapasitas 30 persen," ujarnya di sela-sela kunjungan ke pabrik di Gunung gangsir, Beji, Pasuruan, Senin (20/5/2019).

Aki alias accu bekas kendaraan seperti diketahui termasuk bahan berbahaya dan beracun. Pasalnya, air aki memiliki sifat korosif. Demikian juga timah teroksidasi juga berbahaya bagi lingkungan.

Adapun IMLI yang beroperasi sejak 1989 merupakan satu dari tiga pengolah timah limbah aki yang berizin di Indonesia. Perusahaan ini juga mendapat sertifikasi proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup sejak 2014.

Produk ingot IMLI juga sudah dipasarkan secara internasional dan bisa diperjualbelikan di London Metal Exchange (LME).

Surya menjelaskan tingginya permintaan akan timah secara nasional menyebabkan banyak pengolah aki bekas ilegal. "Padahal sejatinya izin usaha ini ketat, jadi kalau industri menengah ke bawah sulit untuk memenuhi. Kami saja ada 40 izin yang harus dipenuhi," tuturnya.

Kontrol ketat terhadap industri ini menuntut investasi alat ramah lingkungan berharga mahal. Belum lagi perlu pengecekan secara rutin limbah yang dihasilkan.

Sementara pengolahan aki ilegal yang mengesampingkan industri hijau investasinya rendah. Sehingga mereka berani membeli bahan aki bekas dengan harga lebih mahal. "Ini membuat kami kesulitan mendapatkan bahan baku," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper