Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian tetap optimistis proyek perluasan lahan tanam tebu di luar Pulau Jawa yang saat ini mulai berjalan dapat berkontribusi signifikan terhadap produksi gula nasional. Kontribusi tersebut setidaknya bisa dirasakan mulai tahun depan.
Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Agus Wahyudi menargetkan untuk 2019 akan terdapat 6.000 hektare lahan baru di luar Jawa yang masuk dalam program pemerintah. Jumlah lahan tanam tebu baru di luar program ia perkirakan jauh melebihi jumlah tersebut.
"Target cukup luas. Yang masuk dalam program ada sekitar 6.000 hektare. Yg non-program lebih besar. Saya belum hitung tapi perkiraan saya ada lebih dari 20 ribu hektare yang dikembangkan oleh pabrik gula baru," ujar Agus di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Dengan asumsi penambahan lahan mencapai 26.000 hektare, maka luas total tanam tebu bisa menjadi sekitar 430.000 hektare.
Meski terdapat potensi penambahan, Agus mengakui kontribusi dari lahan tersebut belum bisa dirasakan langsung tahun ini. Pasalnya, banyak di antara pabrik-pabrik baru yang memanfaatkan lahan tersebut masih dalam tahap pengembangan.
"Pabrik gula ini baru belajar. Ada yang mengembangkan 1.000 hektar ada yang 500 hektar. Menanam tebu memang petani tidak bisa langsung mahir. Kita harus melakukan pembinaan teknis bersama dengan pabrik gula," ungkapnya.
Kementerian Pertanian sendiri menargetkan penambahan lahan sebesar 80.000 hektare sampai 2024 menjadi 500 ribu hektare. Tambahan tersebut diperkirakan akan meningkatkan produktivitas dari 5,3 ton GKP/ha pada 2019 menjadi 6,0 ton GKP/ha