Bisnis.com, JAKARTA – Perang dagang yang bereskalasi seiring penaikan tarif impor Amerika terhadap semua produk China menjadi 25% membuat negara berkembang kena getahnya. Hard commodity seperti besi baja, barang elektronik, garmen, dan produk hilir plastik diproyeksi akan merasakan dampak terbesar.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menyampaikan bahwa eskalasi perang dagang tersebut akan berdampak kepada 115 produk hilir plastik, seperti kemasan fleksibel, houseware, mainan anak-anak, karpet, hingga terpal, seiring dengan bakal membanjirnya produk impor.
"Jenis produk yang akan membanjiri pasar domestik adalah aksesoris otomotif, houseware berbahan melamin, dan kemasan plastik fleksibel," ujarnya, Minggu (12/5/2019).
Fajar memperingatkan agar seluruh pemangku kepentingan tidak terkecoh dengan peningkatan permintaan pada bulan Ramadan dan terus mengawasi perkembangan perang dagang tersebut.
Menurutnya, industri terpal di Tanah Air telah dibanjiri produk impor pasca habisnya masa BMAD terpal berakhir pada tahun lalu.
“Jadi harganya [terpal plastik pakai harga] dumping. Jadi, utilitas industri [terpal plastik] di dalam negeri drop di bawah 50%. [Produk] yang patut diwaspadai [selanjutnya adalah] OPP [oriented polypropylene] film terus, bisa jadi, keresek,” paparnya.