Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Ekspor Bawang Merah Picu Inflasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan Kementerian Pertanian untuk mengekspor bawang merah adalah keputusan yang salah dan hanya populis semata. Naiknya harga bawang merah karena stok dalam negeri kurang, akhirnya menyebabkan inflasi.
Petani panen bawang merah di Desa Taraban, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (2/10)./ANTARA-Saiful Bahri
Petani panen bawang merah di Desa Taraban, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (2/10)./ANTARA-Saiful Bahri
Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan Kementerian Pertanian untuk mengekspor bawang merah adalah keputusan yang salah dan hanya populis semata. Naiknya harga bawang merah karena stok dalam negeri kurang, akhirnya menyebabkan inflasi.
Inflasi pada April 2019 tercatat 0,44%. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bawang merah dan bumbu-bumbuan, juga  tarif angkutan udara menjadi penyebabnya.
Pengamat Ekonomi Fithra Faisal mempertanyakan, jika stok bawang merah Indonesia banyak hingga bisa ekspor, mengapa harga bawang bisa naik hingga akhirnya turut berkontribusi besar terhadap inflasi.
“Ya dari logika awam saja bahwa ya ditahan dulu lah ekspornya dicoba untuk itu menjadi stok kelebihan produksinya supaya nanti bisa menahan volatilitas di bulan Ramadan. Nah dalam konsep itu saja, pengambilan kebijakannya sendiri saya rasa sudah cacat nalar," tegas Fithra, Jumat (3/5)
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada akhir Maret 2019, Meteri Pertanian Amran Sulaiman mengumumkan adanya ekspor bawang merah sebanyak 70.000 ton ke enam negara, termasuk di dalamnya Thailand dan India.
Ia pun menegaskan bahwa kegiatan ekspor tersebut telah membuktikan Indonesia telah berubah dari negara pengimpor bawang merah menjadi pengekspor bawang merah.
“Sekarang sudah melakukan serangan balik, yakni menjadi negara pengekspor. Sebanyak 70.000 ton bawang merah sudah diekspor ke enam negara seperti Thailand dan India. Pemerintah akan terus berupaya menjaga harga bawang merah tetap stabil, sehingga bisa menguntungkan petani, konsumen dan juga pedagang,” kata Amran saat kunjungan kerja di Brebes, Maret lalu.
Lebih lanjut Fithra mengkhawatirkan, inflasi yang disebabkan harga bumbu-bumbuan ini dapat meningkat lagi pada bulan Mei 2019 atau pada bulan Ramadan. Lantaran diyakini permintaan bawang, baik itu bawang merah maupun bawang putih akan meningkat, sebagaimana yang selalu terjadi di setiap bulan Ramadan.
“Nah bisa jadi karena ini datanya salah hitung atau gimana. Atau memang sudah tau datanya tetap memaksakan juga untuk diekspor karena untuk memenuhi KPI (key performance index),"ujarnya lagi.
Sementara, Kepala Divisi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan pemerintah perlu memiliki stok cadangan bawang merah di Tanah Air. Adanya stok diyakini bisa membuat permerintan mudah mengontrol harga komoditas hortikultura ini.
Dia mengatakan,  selama ini pemerintah belum memiliki cukup stok cadangan bawang merah dan komoditas holtikultura lainnya.  
‘Kan sama kayak beras pemerintah, selayaknya semua komoditas ada cadangan pangan pemerintah. Tapi untuk bawang merah belum ada," kata Suyamto seusai konferensi pers mengenai gudang CAS Bulog di Komplek Pergudangan Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (2/5).
Di tempat terpisah, Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/5) menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Antara lain kelompok bahan makanan sebesar 1,45% dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19%.
Sumbangan inflasi dari kenaikan komoditas bahan makanan pada periode April 2018 meliputi bumbu-bumbuan seperti seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai merah. Merujuk data BPS, bawang merah memberi andil inflasi sebesar 0,13%, bawang putih memberi andil inflasi sebesar 0,09%, dan cabai merah sebesar 0,07%.
Terlihat dalam kelompok bumbu-bumbuan, bawang merah memberi andil paling besar yang turut menyumbang inflasi pada April 2019. 
“Kenaikan harga bawang merah 22,93% sehingga beri andil 0,13%. Kedua, penyebab utama adalah bawang putih naik 35% harganya andilnya ke inflasi 0,09%. Ketiga cabai merah andilnya 0,07%, telur ayam ras dan tomat sayur andilnya 0,02%," kata Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper