Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Berencana Kembalikan Skema Bansos dalam Bentuk Beras

Pemerintah berencana mengembalikan tunjangan pangan bagi TNI, Polri, dan PNS ke dalam bentuk natura atau beras setelah sebelumnya sempat disalurkan dalam bentuk inatura atau uang.
Presiden Joko Widodo mengecek stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo mengecek stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah berencana mengembalikan tunjangan pangan bagi TNI, Polri, dan PNS ke dalam bentuk natura atau beras setelah sebelumnya sempat disalurkan dalam bentuk inatura atau uang.

Direktur Pengadaan Perum Bulog bachtiar Utomo menyebutkan setelah pengalihan bantuan beras sejahtera (rastra) menjadi BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) sedikit banyak memang berpengaruh terhadap penyauran stok beras milik Bulog.

Untuk itu, adanya wacana ini diharapkan bisa menjadi celah bagi Bulog untuk menyalurkan stok berasnya di samping kegiatan operasi pasar dan penjualan beras komersil.

“Untuk hilir, saya pikir ada informasi, nanti PNS, TNI, Polri sudah mulai beli berasnya Bulog,” jelasnya ketika ditemui usai menghadiri rapat Koordinasi teknis (Rakortek) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (3/5/2019).

Menurut Bachtiar, skema ini sebenarnya pernah dilaksanakan beberapa puluh tahun lalu. Saat itu, setiap anggota TNI, khususnya, mendapat jatah sekitar 18 kilogram beras per bulan, di luar jatah untuk anak dan istri anggota TNI.

Namun, skema ini kemudian dirubah sehingga para anggota TNI pada akhirnya menerima bantuan pangan dalam bentuk uang (inatura). “Kita ada natura, namanya jatah. Dulu kan berupa uang, ini nanti kembali ke beras,” tambahnya.

Kendati demikian, pihaknya belum mengetahui pasti berapa besar jumlah beras Bulog yang bisa diserap melalui skema ini.

Di samping itu, Bulog juga tengah menjajaki potensi ekspor beras ke negeri jiran, Malaysia. Namun, menurut Bachtian, pihaknya belum bisa memastikan kapan tepatnya rencana tersebut bisa direalisasikan dan berapa banyak beras yang bisa diekspor.

Kendati demikian, dia memastikan bahwa jika terealisasi, seluruh beras yang diekspor akan berasal dari panen di dalam negeri. “Kita nggak ada re-ekspor ya,” tegasnya.

Seperti diketahui, hingga saat ini Bulog telah memiliki stok sebesar 2,050 juta ton beras yang terdiri atas sisa pengadaan dalam negeri tahun lalu, pengadaan beras impor, dan pengadaan sejak Maret hingga Akhir April 2019 yang mencapai hampir 400.000 ton.

Adapun, sepanjang tahun ini, Bulog ditarget untuk bisa menyerap 1,8 juta ton setara beras atau sekitar 7% dari prediksi total panen sepanjang tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper