Bisnis.com, JAKARTA--PT Waskita Karya Realty, anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, mulai menerapkan strategi penjualan properti khusus dalam mengantisipasi pelemahan permintaan saat memasuki bulan puasa dan Lebaran.
Direktur Utama Waskita Realty, Tukijo mengakui kelesuan pasar properti saat ini. Guna memperbaiki penjualan properti menjelang bulan Ramadhan dan lebaran, pihaknya sudah menyiapkan strategi khusus untuk mensukseskan penjualan di kuartal kedua.
"Strategi penjualan yang kami lakukan tetap berfokus ke cara bayar ringan dengan cicilan Down Payment (DP)," tuturnya pada Bisnis.com, baru-baru ini..
Selain itu, lanjut Tukijo, Waskita Realty akan menawarkan berbagai promo-promo yang menarik bagi para konsumen sesuai dengan tema Ramadhan. "Ya, tema Ramadhan seperti promo THR free DP 15 persen dan lain lain," ujarnya.
Tukijo menuturkan bahwa Waskita Realty selalu menerapkan promo-promo dan strategi khusus yang selalu berbeda tiap tahunnya untuk menangani penjualan sebelum dan setelah Lebaran.
Menurutnya, dengan adanya promo-promo serta strategi khusus tersebut, Waskita dapat mensukseskan target penjualannya. Pasalnya, konsumen dari berbagai kalangan cenderung menunggu momen-momen promo seperti saat perayaan Natal serta tahun baru.
Baca Juga
Ketua umum Himpunan Pengembang Perumahan dan Permukiman Rakyat (Himperra) Endang Kawidjaja menyebutkan pada periode Ramadan dan sebelum lebaran umumnya terjadi penurunan penjualan sekitar 20 persen. Sedangkan, setelah lebaran bisa terjadi lonjakan penjualan hingga 30 persen.
“Di periode itu biasanya orang punya bonus untuk bayar uang muka. Kalau sebelum Lebaran kan orang kan mikirnya puasa, apalagi kaya waktu persiapan waktu masuk sekolah,” katanya.
Menurutnya, yang paling menurunkan demand penjualan adalah periode masuk sekolah. Orang lebih memikirkan untuk membiayai sekolah anak, bayar uang masuk, uang gedung dan sebagainya dibandingkan dengan beli rumah.
“Nah sekarang kan lebaran maju, makin jauh dari bulan Mei Juni. Sekarang jadi terasa berat karena jadi dobel, orang mikirin sekolah kurang mikirin mau beli rumah. Kami di Semarang itu sering habis lebaran melonjak penjualan, itu rupanya saudara dari Jakarta datang bantu beli,” ungkapnya.
Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus sebelumnya mengatakan, untuk tren properti secara umum tidak berubah signifikan pada musim menjelang bulan puasa dan lebaran. Hal ini berbeda dengan China dan Singapura yang memiliki kepercayaan sendiri, sehingga beberapa hari libur mempengaruhi tingkat pembelian rumah.
“Di sini [Indonesia] orang lebih memperhatikan kondisi pasar, lagi booming atau lagi bottom, bukan karena mau puasa atau lebaran. Apalagi dengan kondisi sekarang pasar properti kita masih dalam tahap recovery, belum ada kenaikan yang signifikan,” jelasnya.
Menurutnya, yang ada pengaruhnya kemungkinan di pusat perbelanjaan. Tunjangan Hari Raya, kata Anton, tidak cukup mendorong aktivitas pembelian properti, tapi pernah terjadi beberapa tahun lalu.