Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan utang luar negeri dari sektor swasta yang belum menunjukkan pertumbuhan signifikan dipicu pertumbuhan investasi langsung asing yang melambat.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual mengungkapkan investasi langsung asing sudah melambat sejak kuartal III/2018 sehingga memicu pertumbuhan kebutuhan utang yang tidak besar dari swasta.
"Selain investasi, harga komoditas berpengaruh. Harga komoditas ini mengalami penurunan," ujar David, Senin (15/04/2019).
Selain itu, dia melihat sektor swasta tidak banyak bermain di proyek infrastruktur karena dominasinya masih dikuasai oleh pemerintah atau BUMN.
Alhasil, David menilai wajar jika utang luar negeri swasta pertumbuhannya flat. Sementara itu, utang pemerintah masih tumbuh seiring dengan adanya kebutuhan penerbitan surat utang di awal tahun.
"Penerbitan surat utang pemerintah juga utamanya untuk proyek infrastruktur," papar David. Sektor swasta tampaknya belum akan melakukan kegiatan ekspansi dan investasi sebelum Pemilu 2019 berlalu. Dia menilai swasta masih 'wait and see', terutama swasta dengan jenis bisnis atau usaha sensitif terhadap regulasi atau kebijakan pemerintah.
"Mereka khawatir ada perubahan kebijakan dan itu biasanya berpengaruh," ungkapnya.