Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN : Tarif Listrik Bisa Turun 20 persen Asalkan...

PT PLN (Persero) menanggapi santai janji salah satu calon presiden yang akan menurunkan tarif listrik sebesar 20% sebagai hal yang memungkinkan tetapi membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Pekerja melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Pekerja melakukan pemeliharaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) menanggapi santai janji salah satu calon presiden yang akan menurunkan tarif listrik sebesar 20% sebagai hal yang memungkinkan tetapi membutuhkan waktu yang tidak singkat. 

Direktur Regional Bisnis Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Djoko Abumanan mengatakan penurunan harga listrik sebesar 20% dalam waktu cepat atau setidaknya100 hari bisa saja terjadi jika subsidi ditambah. Saat ini subsidi yang diberikan untuk masyarakat adalah sebesar Rp60 triliun.

 “Sekarang kan [subsidi] sudah Rp60 triliun tambah lagi Rp60 triliun paling cepat itu kalau jangka waktu 100 hari,” katanya, Jumat (12/4/2019).

Opsi lainnya yang menurutnya memungkinkan adanya penurunan tarif listrik adalah dengan membangun pembangkit teknologi terbaru yakni ultra supra critical. Namun, pembangunannya setidaknya membutuhkan waktu lima tahun.

Dia mencontohkan pembangunan megaproyek pembangkit listrik berkapasitas 35.000 mw listrik yang pembangunannya digadang-gadang sejak 2015 dan paling cepat akan rampung pada September 2019. Setidaknya butuh waktu lima tahun agar proyek itu mulai terealisasi. Dengan semakin banyaknya pembangkit teknologi mumpuni, dipastikan tariff listrik juga akan menurun.

Menurutnya, jika memungkinkan, pembangkit-pembangkit lama yang tidak efisien diganti dengan teknologi terbaru.

“Kondisi ini yang bisa adalah efisiensi dengan pembangkit teknologi baru ultar supra critical bisa US$4,2 sen, nah itu akan bisa menurunkan harga jual,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper