Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan amonium nitrat dalam negeri saat ini belum mencukupi kebutuhan. Pembangunan pabrik oleh PT Dahana (Persero) diharapkan dapat memenuhi kekurangan pasokan sehingga mengurangi impor.
Fridy Juwono, Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian, mengatakan produksi amonium nitrat, yang merupakan bahan baku peledak, tercatat sebesar 441.000 ton per tahun. Padahal, kebutuhan per tahun mencapai 519.000 ton.
“Dengan demikian masih dibutuhkan impor,” ujarnya Rabu (10/4/2019).
Saat ini, salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Dahana (Persero) berencana membangun pabrik amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini bakal memproduksi bahan baku peledak tersebut sebesar 75.000 ton per tahun.
Pembangunan pabrik amonium nitrat yang terdiri dari unit asam nitrat dan unit amonium nitrat serta fasilitas pendukung lainnya ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2021.
Pabrik tersebut merupakan kerja sama Dahana dengan PT Pupuk Kalimantan Timur, anak PT Pupuk Indonesia (Persero). Amoniak sebagai bahan baku produksi akan disuplai oleh Pupuk Kaltim.
“Dengan adanya investasi baru ini, diharapkan akan mengurangi impor,” kata Fridy.
Budi Antono, Direktur Utama Dahana, menuturkan pihaknya sudah lama merencanakan pembangunan pabrik amonium nitrat di Bontang. Pembangunannya dilaksanakan dengan pola kerja sama atau sinergi dengan BUMN lainnya dan atau industri swasta nasional.