Bisnis.com, SANTIAGO - Freeport-McMoRan Inc. menyatakan kondisi perekonomian global yang tidak menentu turut menjadi alasan perusahaan untuk menahan ekspansinya pada proyek-proyek baru.
CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson mengatakan ada perlambatan permintaan tembaga dari China sebagai buntut dari perang dagang dengan Amerika Serikat. Hal tersebut membuat orang-orang skeptis.
"Dari sudut pandang kami, kami mengenali risiko dan risiko itu memengaruhi bisnis kami. Kami tidak akan berinvestasi dalam proyek-proyek baru sampai ada kejelasan lebih lanjut," katanya dalam konferensi tembaga dunia di Santiago, Cili, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (10/4/2019).
Meskipun begitu, dia tetap yakin propek jangka panjang untuk tembaga masih positif. Hal tersebut bakal ditopang oleh harapan pemerintah China untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya dua pekerja di Grasberg akibat kecelakan pada sistem aliran bijih yang mengangkut material dari tambang terbuka ke area pabrik. Dia mengatakan sistem tersebut rencananya tidak digunakan lagi setelah tahun ini karena adanya transisi metode penambangan ke tambang bawah tanah.
"Hati saya hancur karena kami kehilangan dua pekerja. Sangat menyedihkan karena sistem ini sebenarnya tidak akan menjadi bagian dari operasi kami dalam waktu yang sangat singkat," tuturnya.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (3/4/2019) pukul 16.07 WIT. Material jatuh dari jalur pengangkutan batuan bijih di area Ore Bin 6, Mile Post 74, Tembagapura, ketika perbaikan sedang dilakukan pada sebuah feeder di area tersebut.