Bisnis.com, JAKARTA — Harga dan pasokan bawang putih untuk periode Ramadan dan Lebaran tahun masih aman kendati Bulog membatalkan rencana impor 100.000 ton komoditas tersebut.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan, saat ini stok bawang putih yang ada di dalam negeri mencapai 115.776 ton. Jumlah itu didapatkan dari sisa realisasi impor tahun lalu yang mencapai 571.576 ton.
“Stoknya masih aman dengan asumsi kebutuhan per bulan 30.000 ton dan pada saat bulan puasa dan Lebaran kebutuhannya naik 30%. Kondisi ini aman setidaknya untuk 3 bulan ke depan,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (9/4).
Dia menjelaskan telah menghitung peningkatan konsumsi bawang putih pada saat momentum Ramadan dan Idulfitri.
Menurutnya, pada kedua momentum tersebut, kenaikan permintaan bawang putih bisa mencapai 49.000 ton dalam sebulan.
Dia melanjutkan permintaan komoditas itu kembali normal ketika bulan-bulan biasa. Akibatnya, kendati Bulog batal mengimpor 100.000 ton bawang putih, stok dan pasokan ke pasar terhadap komoditas itu masih akan aman.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, untuk mengamankan pasokan dan harga bawang putih di pasar, pemerintah akan meminta para importir mengeluarkan stoknya untuk digelontorkan di pasar.
Sementara itu, untuk membantu menetralkan harga komoditas itu, pemerintah akan membuka operasi pasar di sejumlah titik penjualan utama bawang putih.
Secara terpisah, ketika dimintai keterangan terkait dengan batalnya impor bawang putih oleh Bulog sebanyak 100.000 ton, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan enggan berkomentar.
Dia hanya mengatakan bahwa Kemendag belum menerbitkan surat persetujuan impor (SPI) untuk bawang putih hingga saat ini.
Oke pun tidak menjelaskan alasan dibalik belum terbitnya SPI bawang putih, kendati Bulog telah mengajukan permohonan impor melalui rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH).
“Belum ada SPI yang dikeluarkan sampai saat ini,” tegasnya.