Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian ESDM menyatakan kegiatan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI) di Mimika, Papua,tidak terganggu pascaterjadinya aliran material yang melanda tambang bawah tanah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan aliran material tersebut biasa disebut mud flow. Menurutnya, hal tersebut kejadian yang biasa dan sering terjadi.
"Itu terjadi di tambang dalam. Dengan adanya luncuran lumpur, pasti ganggu. Tapi, operasional secara keseluruhan tidak terganggu," katanya, Kamis (4/4/2019).
Kepala Pusat Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menambahkan proses investigasi oleh inspektur tambang masih dilakukan. Dia berharap hasil investigasi tersebut bisa segera diperoleh.
"Mudah-mudahan selesai dalam waktu dekat, sehingga bisa diketahui dengan pasti penyebab kejadian dan ditetapkan langkah-langkah ke depan untuk menghindari kejadian yang sama," tuturnya.
Sementara itu, juru bicara PTFI Riza Pratama menjelaskan jatuhnya material tersebut terjadi pada Rabu (3/4/2019) pukul 16.07 WIT. Material tersebut jatuh dari jalur pengangkutan batuan bijih di area Ore Bin 6, Mile Post 74, Tembagapura, ketika perbaikan sedang dilakukan pada sebuah feeder di area tersebut.
Baca Juga
Dia menambahkan tim penyelamat terus mencari dua karyawan yang hilang setelah dua karyawan lain diselamatkan pada Selasa sore ketika material dari pit Grasberg keluar dengan cepat.
"Dua korban selamat dengan cedera ringan telah dievakuasi dan masih dalam observasi pihak medis di rumah sakit. Para petugas geo engineering dan inspektur tambang tengah dan akan melakukan investigasi di lokasi kejadian," katanya kepada Bisnis.
Pada bulan lalu, insiden juga terjadi di area pertambangan PTFI. Kala itu terjadi lonsor pada Sabtu (2/3/2019) sekitar pukul 12.25 WIT di Mile Post 74. Sejumlah karyawan langsung dievakuasi dari lokasi yang berdekatan dengan pabrik pengolahan tersebut.
Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sri Rahardjo mengatakan berdasarkan laporan awal, longsor terjadi karena curah hujan yang tinggi. Meskipun sempat ada evakuasi pegawai, kegiatan operasional setelahnya berjalan normal.
"Operasional lancar dan gak ada fasilitas yang sampai tertutup," katanya.