Bisnis.com, JAKARTA - PT. Kereta Commuter Indonesia menginformasikan bahwa penanganan gangguan berupa rel patah sudah bisa diatasi. Namun, penanganan listrik aliran atas masih membutuhkan tambahan waktu.
"#InfoLintas Gangguan operasional rel patah antara Stasiun Cakung-Bekasi telah selesai penanganan Unit terkait," demikian disampaikan pihak KCI melalui akun twitter @Commuterline, dipantau Selasa malam (2/4/2019) pukul 21.03 WIB.
Sebelumnya, akun yang sama menginformasikan soal panganan perbaikan listrik aliran atas atau LAA.
"#InfoLintas Proses penanganan perbaikan listrik aliran atas masih memerlukan tambahan waktu estimasi kembali ± 45 menit, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda," tulis akun @Commuterline.
Seperti diumumkan sebelumnya, akibat gangguan listrik aliran atas, perjalanan KRL dari Jakarta hanya bisa dilayani hingga stasiun Cakung. Kereta kemudian kembali ke Jakarta.
Di sisi lain, kabar terakhir di laman krl.co.id menyebutkan petugas sedang memastikan tidak ada kabel listrik yang menghalangi jalur rel. Selanjutnya, kereta api jarak jauh yang sudah mengantre di lintasan Bekasi mendapat kesempatan pertama untuk diuraikan.
Hal tersebut dilakukan karea KA Jarak Jauh tidak memerlukan saluran listrik aliran atas. Sementara KRL masih harus menunggu LAA bisa kembali digunakan.
Penanganan yang tidak bisa seketika beres membuat pengguna KRL harus bersabar. Meski demikian, tak sedikit netizen yang tidak sabar dan menyindir penanganan yang berlangsung lebih dari 2 x 45 menit.
Ada pula netizen yang menyoroti soal KA Jarak Jauh yang bergerak lebih dulu. Tampaknya, netizen yang menyoroti soal KAJJ tidak mengetahui alasan sesungguhnya mengapa kereta jarak jauh didahulukan.
Padahal, seperti dijelaskan pihak PT KCI melalui lamat krl.co.id hal itu dilakukan untuk mengurai antrean dan KAJJ tidak memerlukan listrik aliran atas. Sebaliknya, KRL memerlukan aliran atas dan hal itu tidak bisa serta merta dilakukan.