Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bank Indonesia Genjot Konsumsi Dinilai Tepat

Strategi Bank Indonesia dalam mendorong permintaan domestik dinilai tepat dalam melindungi ekonomi dalam negeri dari perlambatan ekonomi global.
Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Strategi Bank Indonesia dalam mendorong permintaan domestik dinilai tepat dalam melindungi ekonomi dalam negeri dari perlambatan ekonomi global.
 
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual menuturkan faktor penopang ekonomi Indonesia pada awal tahun ini sangat terbatas karena permintaan global yang melambat akibat perang dagang yang belum usai. Di sisi lain, investasi langsung masih belum tumbuh signifikan.
 
"Ini [konsumsi] yang akan membantu menopang ekonomi karena inflasinya rendah dan daya belinya masih stabil," ungkapnya, Kamis (21/03/2019).
 
Menurut David, konsumsi dalam beberapa pekan ini masih akan kuat menjelang Pemilu pada 17 April 2019. Setelah itu, konsumsi akan kembali terkerek dengan adanya momentum Ramadan dan Lebaran 2019. 
 
Dalam rangka mendorong permintaan domestik, Bank Indonesia (BI) telah menyampaikan ada empat strategi yang disiapkan. Pertama, BI akan terus menempuh strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas melalui transaksi term-repo secara reguler dan terjadwal, di samping FX Swap.
 
Kedua, BI memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan menaikkan kisaran batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80%-92% menjadi 84%-94% untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha.
 
Ketiga, BI akan mengakselerasi kebijakan pendalaman pasar keuangan dengan memperkuat market conduct melalui pemenuhan kewajiban sertifikasi tresuri bagi pelaku pasar dan mendorong penggunaan instrumen lindung nilai terhadap perubahan suku bunga domestik melalui penerbitan ketentuan pelaksanaan tentang instrumen derivatif suku bunga Rupiah Interest Rate Swap (IRS) – Overnight Index Swap (OIS).
 
Keempat, BI akan terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif, yaitu dengan memperluas program elektronifikasi untuk penyaluran bantuan sosial (bansos), transportasi, dan keuangan pemerintah daerah dan mempersiapkan standardisasi QR Code payment dengan model Merchant Presented Mode (MPM) ke dalam QR Indonesia Standard (QRIS) untuk memperluas interkoneksi dalam rangka mendukung ekosistem ekonomi keuangan digital.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper