Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Etex Building Rilis Solusi Atasi Retak Bangunan

PT Etex Building Performance Indonesia merilis teknologi terbaru yang bernama Kalsi Joint Compound, sebagai solusi mengatasi retak di sambungan plafon dan partisi pada bangunan.
Pekerja menyelesaikan tahap akhir pembangunan rumah Betawi dalam proyek pembangunan Kampung Betawi, di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta, Kamis (14/3/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Pekerja menyelesaikan tahap akhir pembangunan rumah Betawi dalam proyek pembangunan Kampung Betawi, di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta, Kamis (14/3/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Etex Building Performance Indonesia merilis teknologi terbaru yang bernama Kalsi Joint Compound, sebagai solusi mengatasi retak di sambungan plafon dan partisi pada bangunan.

Marketing & Technical Manager Etex Building Bagus Hendarto mengatakan bagian retak di bangunan tentunya sangat mengganggu, baik dari segi penampilan maupun performa bangunan. Retaknya sambungan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pemasangan yang tidak sesuai rekomendasi hingga faktor eksternal seperti pergerakan bangunan.

Melihat hal tersebut, pihaknya berinovasi memformulasikan kompon anti retak sambungan yang khusus digunakan untuk papan Kalsi. 

"Kalsi Joint Compound diformulasikan khusus di Eropa oleh ahli-ahli dari Etex Company di pusat riset Belgia dan Prancis, sehingga menghasilkan kompon dengan teknologi Anti Crack Formula Plus yang memiliki kekuatan tiga kali lebih kuat dibandingan kompon sambungan biasa," paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (18/3/2019).

Kalsi Joint Compound memiliki varian kemasan berat 20 kilogram (kg) dan 5 kg.

Tak hanya merilis teknologi anti retak, perseroan juga merilis serial kayu yang terdiri dari KalsiPlank untuk aplikasi dinding luar dan Listplank serta KalsiDeck untuk aplikasi dek lantai. Untuk anak tangga, perseroan merilis Kalsi Stair 20 Meranti yang memiliki profil baru yang tahan air, tahan rayap, tahan api dan ramah lingkungan.

"Material kayu pada masyarakat umum semakin hari semakin ditinggalkan karena sulit didapat dan harganya semakin tinggi. Selain itu, isu lingkungan dan mulai tingginya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan di segala bidang membuat mereka mencari alternatif material ramah lingkungan untuk menggantikan material kayu," terang Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper