Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NERACA DAGANG SURPLUS : Rampungnya Proyek Infrastruktur Ikut Berperan

Badan Pusat Statistik melihat kemungkinan mulai rampungnya beberapa proyek pemerintah menjadi salah satu faktor penurunan impor pada Februari ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik melihat kemungkinan mulai rampungnya beberapa proyek pemerintah menjadi salah satu faktor penurunan impor pada Februari ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan memang banyak infrastruktur yang sudah mendekati rampung. 

"Mungkin itu salah satu faktor, saya tidak bisa mengatakan langsung karena penurunan impor ini didorong oleh banyak hal," papar Suhariyanto, Jumat (15/03/2019).

Faktor lain yang dilihat BPS adalah jumlah hari kerja, berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan pengendalian impor, serta implementasi dari B20 turut berpengaruh.

Menurutnya, kebijakan ini harus terus didorong. Intinya, kebijakannya sudah bagus, hanya perlu lebih gencar lagi ke depannya agar terimplementasi dengan baik.

Ketika ditanya peluang surplus di bulan-bulan selanjutnya, Suhariyanto menuturkan pihaknya sulit membaca karena setahun lalu defisit yang membayangi neraca perdagangan terjadi hingga delapan kali.

"Dan kita semua tahu persis 2019 bukan tahun yang mudah. Jadi upaya untuk mengendalikan impor harus terus dimonitoring," ungkap Suhariyanto.

Surplus neraca perdagangan pertama dalam empat bulan terakhir ini sebesar US$330 juta, lebih baik dibandingkan defisit periode yang sama tahun lalu sebesar US$53 juta.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro mengungkapkan surplus ini dapat memperbaiki defisit transaksi berjalan.

"Kami memperkirakan full year defisit transaksi berjalan akan turun ke kisaran 2,78% dari sebelumnya 2,98%," kata Andry.Alhasil, cadangan devisa akan lebih kuat dikisaran US$125 miliar pada akhir 2019.

Hal ini dipengaruhi tiga faktor utama. Pertama, berkurangnya tekanan eksternal, baik normalisasi Fed Fund Rate dan tensi perang dagang China dan AS.

Kedua, perbaikan neraca perdagangan yang akan berpengaruh pada transaksi berjalan ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang efektif dalam menekan impor dengan pemberlakuan kenaikan PPh 22, wajib B20, dan kenaikan level pengunaan komponen domestik (TKDN).

Terakhir, Andry melihat rendahnya harga minyak global turut berpengaruh dalam perbaikan defisit transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper