Bisnis.com, JAKARTA--Suasana penuh keakraban terlihat di gerbong nomor dua salah satu rangkaian kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang sedang bergerak menuju Stasiun Lebak Bulus. Sesekali terdengar gelak tawa di sela-sela obrolan rombongan yang mengikuti rangkaian uji coba kereta tersebut.
Sore itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil berkesempatan mencoba MRT Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Berangkat dari Stasiun MRT Sisingamangaraja yang berada persis di depan Kantor Kementerian ATR/BPN, kereta membawa Menteri ATR/Kepala BPN menuju Depo Stasiun Lebak Bulus. Di dalam kereta, ia juga banyak bertanya kepada Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar yang juga turut mendampingi rombongan Kementerian ATR/BPN.
William juga menjelaskan jika Halte CSW Transjakarta yang berada di atas jembatan MRT, rencananya akan terintegrasi dengan Stasiun MRT Sisingamangaraja.
Perjalanan ke Lebak Bulus dari Stasiun Sisingamangaraja melewati 7 stasiun, ditempuh selama 15 menit. Sementara, dari Stasiun Lebak Bulus menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) melewati 13 stasiun, ditempuh selama 30 menit.
Menteri ATR/Kepala BPN mencoba MRT Jakarta didampingi oleh Sekretaris Jenderal, Himawan Arief Sugoto; Inspektur Jenderal, Sunraizal; Dirjen Pengadaan Tanah, Arie Yuriwin; Dirjen Tata Ruang, Abdul Kamarzuki; Dirjen Hubungan Hukum Keagrariaan, Djamaluddin; Dirjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, Budi Situmorang; dan Dirjen Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan Tanah, R.B. Agus Widjayanto.
Baca Juga
Menteri ATR/Kepala BPN dalam rilisnya Rabu (13/3/2019) menyatakan kebanggaannya ikut berkontribusi menyukseskan MRT Jakarta melalui pengadaan tanah.
Dia mengatakan, MRT ini adalah salah satu karya infrastruktur yang dibuat pemerintah. Dengan adanya MRT, diharapkan masyarakat dapat pindah dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan kendaraan umum seperti MRT.
“Kemudian ini juga mengubah budaya masyarakat, budaya antri, budaya tepat waktu dan budaya menjaga kebersihan,” ujar Sofyan A. Djalil.
Sementara itu Dirjen Pengadaan Tanah, Arie Yuriwin mengatakan kesuksesan pembagunan infrastruktur ini adalah buah dari pengadaan tanah, tanpa adanya pengadaan tanah yang berkualitas, mungkin MRT ini belum beroperasi saat ini. "Bahwa infrastruktur terbangun karena pengadaan tanah yang berkualitas," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian ATR/BPN pengadaan tanah untuk MRT Jakarta telah berhasil dilaksanakan seluas kurang lebih 2,67 hektare. Salah satu proses dari Pengadaan Tanah yakni Penetapan Lokasi, sudah dimulai sejak tahun 2013. Namun karena tidak tersedia anggaran dari Pemerintah DKI Jakarta, maka pengadaan tanah tersebut terhenti dan baru dimulai kembali pada tahun 2016, dan selesai seluruhnya pada tahun 2017.