Bisnis.com, JAKARTA - Meski penerimaan bea masuk secara total mengalami pelambatan pertumbuhan, penerimaan extra effort BM mampu tumbuh dua digit sebesar 12,56%.
Pertumbuhan extra effort tersebut dikontribusi oleh hasil audit ditambah peningkatan taxbase atau teus importir berisiko tinggi (IBT).
"Peningkatan taxbase sebagai dampak positif Penertiban Importir Berisiko Tinggi (PIBT)," kata Sri Mulyani dikutip dari APBN Kita, Rabu (27/2/2019).
Dengan kinerja tersebut, meski secsra pertumbuhan melambat, penerimaan bea masuk tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan capaian komponen penerimaan yang lain.
Adapun, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan BM adalah devisa impor yang terkena tarif di atas 0%, utilisasi FTA, hingga dampak program penertiban impor berisiko tinggi (PIBT).
Secara total, devisa impor bulan Januari 2019 turun minus 0,97% dibandingkan bulan Januari 2018. Impor komoditas bertarif 0%
ditambah utilisasi FTA yang terus meningkat, turut memperlambat pertumbuhan penerimaan BM yang hanya mencapai 5,07%.
Penerimaan BM hingga tanggal 31 Januari 2019 berhasil dikumpulkan sebesar Rp2,95 triliun atau 7,57% dari targetnya yang sebesar Rp38,90 triliun. Capaian tersebut masih lebih tinggi dibanding capaian periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp2,80 triliun atau tumbuh sebesar 5,07%.