Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Konsentrat Tembaga Tertahan, Operasi Amman Mineral Berjalan Normal

PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) menyatakan kegiatan operasionalnya masih berjalan lancar meskipun rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) yang baru untuk konsentrat tembaga belum terbit.
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) menyatakan kegiatan operasionalnya masih berjalan lancar meskipun rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) yang baru untuk konsentrat tembaga belum terbit.

Adapun izin ekspor konsentrat tembaga PTAMNT telah berakhir pada 21 Februari 2019. Dengan demikian, saat ini perusahaan yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat tersebut belum bisa melakukan pengapalan ke luar negeri.

PTAMNT pun telah mengajukan kuota ekspor konsentrat tembaga untuk periode Februari 2019-Februari 2020 sebanyak 336.000 ton. Pada periode sebelumnya, PTAMNT mengantongi kuota ekspor sebanyak 450.826 ton konsentrat tembaga.

Meskipun ekspor terhenti, kegiatan operasional masih berjalan normal. "Operasi Tambang Batu Hijau masih berjalan normal," tutur Head of Corporate Communications PTAMNT Anita Avianty, Selasa (26/2/2019).

Anita menjelaskan saat ini Tambang Batu Hijau tengah berada dalam Fase 7. Selama fase tersebut, kegiatan yang dilakukan mencakup pengupasan tanah dan batuan di area pit dan hanya mengolah batuan bijih dari timbunan cadangan (stockpile) yang disiapkan dari fase-fase terdahulu.

Sebelumnya, Presiden Direktur PTAMNT Rachmat Makkasau menyatakan akan ada penurunan produksi tahun ini karena ada beberapa penyesuaian dalam operasional tambang. Meskipun akan menurunkan tingkat produksi sementara, proses penambangan ke depan diyakini akan lebih efisien.

"Kita memang ada reschedule mining. Perencanaan penambangannya kita buat biar lebih efisien," tuturnya.

Berdasarkan laporan PT Medco Energi Internasional Tbk., induk usaha PTAMNT, fase 7 diperkirakan dapat mengekstraksi cadangan tembaga sebanyak 4,47 miliar pon dan emas sebanyak 4,12 juta ounce. Produksi Fase 7 diharapkan dimulai pada akhir 2020 atau awal 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper