Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mesin Tetap Berharap Proyek Infrastruktur

Industri permesinan dan perlengkapan berharap pada proyek infrastruktur pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pada tahun ini.
Pekerja menyelesaikan pembangunan fly over di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja menyelesaikan pembangunan fly over di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Industri permesinan dan perlengkapan berharap pada proyek infrastruktur pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pada tahun ini.

Beberapa tahun belakangan ini, sektor tersebut tumbuh cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya karena proyek pemerintah mendorong permintaan produk-produk permesinan dan perlengkapannya. Pada 2018, industri mesin dan perlengkapan tumbuh sebesar 9,49% secara tahunan (y-o-y). Angka ini melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,55% y-o-y.

Dadang Asikin, Ketua Umum Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma), mengatakan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pengerjaan proyek infrastruktur.

"Diharapkan proyek infrastruktur akan mulai kontruksi lagi pada 2019 dan masih akan mendorong industri permesinan," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Dengan demikian, pertumbuhan sektor ini ke depan pun juga akan dipengaruhi kebijakan pemerintah, apakah masih fokus di pembangunan infrastruktur. "Kami lihat nanti kebijakan fokus pemerintahan 2--3 tahun ke depan," ujar Dadang.

Walaupun mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, komposisi produk impor di sektor mesin dan perlengkapan juga besar, terutama untuk produk non critical equipment di beberapa sektor, seperti kelistrikan dan energi.

Produk yang diimpor untuk sektor kelistrikan dan energi terutama barang-barang modal, seperti komponen pembangkit, turbine generator, gear box, high pressure compesor, dan lainnya. Dadang menuturkan untuk komponen dengan tekanan dan kapasitas tinggi, kemampuan industri permesinan dalam negeri belum mampu memenuhi sehingga untuk pembangkit dengan kapasitas di atas 100 mega watt, komponen impornya besar.

Untuk peralatan kilang, khususnya barang-barang permesinan yang berputar (rotary equipment) juga masih didatangkan dari dalam negeri. “Kalau untuk static equipment dengan medium pressure, industri dalam negeri sudah mampu memfabrikasi. Beberapa fabrikator juga ada yang sudah mampu membuat static equipment yang bertekanan tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, untuk sektor lain seperti perkeretaapian dan pembangunan pelabuhan, industri mesin domestik telah mampu memenuhi kebutuhan sehingga impor tidak tinggi. Dadang menilai kemampuan dan kapasitas produksi industri dalam negeri masih bisa ditingkatkan.

“Peningkatan ini bisa digenjot melalui program tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Pemerintah harus mendorong program ini dan memberikan prioritas industri nasional untuk berkembang terus,” kata Dadang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper