Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengakui bahwa pembahasan mengenai kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gula kristal putih (GKP) molor dari target yang ditentukan.
Presiden mengatakan, hingga saat ini pemerintah masih terus melakukan pembahasan melalui rapat terbatas. Dia menjanjikan apabila pembahasan di tingkat pemerintah, dia akan mengundang kembali para petani.
"Pengin-nya sesuai target [1 pekan] pembahasannya. Malah awalnya saya pengin sehari selesai dibahas, tetapi belum [selesai] ternyata. Nanti kalau sudah selesai kami ketemu lagi dengan APTRI," ujarnya, Senin (18/9/2019).
Kendati demikian, dia tidak menjelaskan apa yang membuat pembahasan mengenai HPP GKP meleset dari target. Dia hanya memastikan bahwa HPP gula akan dinaikkan agar dapat membantu kalangan petani.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku belum mendapatkan undangan untuk melakukan pembahasan mengenai rencana kenaikan HPP GKP. Dia menegaskan, kebijakan tersebut harus diambil melalui rapat koordinasi (rakor)
"Saya belum mendapat undangan untuk membahas HPP gula. Saya belum bisa jawab bagaimana nanti kaitannya dengan HET gula. Yang jelas kalau rakor memerintahkan [revisi HET], kami akan ikuti," ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, pada 6 Februari 2019, Presiden Joko Widodo menemui anggota Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Dalam pertemuan itu, para petani meminta HPP gula dinaikkan menjadi Rp10.500/kg atau setara dengan biaya pokok produksi (BPP) petani sudah menembus Rp10.500/kg.
Adapun, HPP gula saat ini senilai Rp9.700/kg yang ditetapkan melalui Surat Edaran (SE) Menteri Perdagangan No. 885/M-DAG/SD/8/2017 Tentang Pembelian dan Penjualan Gula oleh Bulog.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden menjanjikan untuk menaikkan HPP GKP. Dia menjanjikan keputusan akan keluar dalam 1 pekan setelah pertemuan tersebut.