Bisnis.com, CIANJUR — PT Pupuk Indonesia mencatat serapan pupuk bersubsidi nasional hingga 31 Januari 2019 mencapai 867.000 ton atau 10% dari total alokasi 2019.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/Pap.310/11/2018 Pupuk Indonesia mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 8,80 juta ton untuk 2019.
PT Pupuk Indonesia menjalankan sejumlah strategi untuk menjaga agar penyaluran pupuk bersubsidi bisa optimal. Salah satunya adalah mewajibkan anak usaha produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup untuk menyediakan stok pupuk bersubsidi dan nonsubsidi hingga lini IV atau Kios Pupuk.
Untuk memastikan penyaluran pupuk berjalan dengan optimal terutama sepanjang momentum musim tanam hingga Maret, BUMN itu telah mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah.
“Kami juga memperkuat armada transportasi darat dan laut," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat ketika meninjau gudang pupuk lini III di Pasir Hayam, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).
Upaya lain dilakukan melalui optimalisasi alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di tiap-tiap kabupaten/kota serta mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.
Baca Juga
Pupuk Indonesia juga memastikan bahwa stok pupuk nasional tetap terjaga dan distribusinya tidak terganggu.
Hingga 7 Februari 2019, stok pupuk bersubsidi di lini III (gudang yang berlokasi di kabupaten) dan lini IV (kios resmi) mencapai 1,39 juta ton. Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Stok lini III & IV tersebut terdiri atas 454.788 Urea, 452.921 ton NPK, 148.398 ton Organik, 192.613 ton SP-36 dan 145.682 ton ZA. Jumlah ini belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi.
“Dengan target penyaluran pupuk subsidi sebesar 2.293.833 juta ton hingga Maret ini, kami prioritaskan untuk kebutuhan sektor tanaman pangan," kata Aas.