Bisnis.com, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Ma’ruf Amin memandang tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 yang mencapai 5,17% sebagai hal membanggakan.
Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago menyebutkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus di tengah kondisi perekonomian global yang tidak stabil. Politikus NasDem itu menganggap kegagalan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4% sesuai APBN 2018 bukan hal luar biasa.
“Pada kuartal II 2018 ekonomi Indonesia tumbuh 5,27% year-on-year (YoY). Sementara Malaysia tumbuh 4,5%, Singapura 3,8%, Thailand 4,6%. Indonesia hanya kalah dari Filipina yang tumbuh 6%,” ujar Irma kepada Bisnis, Kamis (7/2/2019).
Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 menjadi yang terbesar sejak Jokowi menjadi presiden. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,88%. Angka itu naik menjadi 5,03% pada 2016.
Memasuki 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,07%, dan naik lagi ke angka 5,17% tahun lalu. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu naik sejak Jokowi menjabat presiden.
Tanggapan lain diberikan Kepala Posko Pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Garda Maharsi. Politikus PDIP itu berkata, gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi saat ini dapat berdampak positif beberapa tahun ke depan.
“Dengan pembangunan infrastruktur, lalu deregulasi kebijakan terkait ekonomi, menghasilkan prasyarat menuju Indonesia yang maju dengan pertumbuhan ekonomi di angka 7% jadi tidak mustahil,” ujar Garda.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini dapat semakin membaik tahun ini. Keyakinan tersebut salah satunya disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
Menurut Dody, pencapaian tahun lalu yang didukung konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi antara lain tercermin pada data penjualan kendaraan.
"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan PDB 2019 pada kisaran 5,0%-5,4%," ungkap Dody.