Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaksana tugas Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Budijanto Ardiansjah menyebut Indonesia harus mewaspadai langkah China yang mulai mengembangkan pariwisata pantai di negaranya.
Kewaspadaan perlu dimiliki agar wisawatan mancanegara asal China tetap banyak yang berkunjung ke Indonesia. Budijanto khawatir proyek pengembangan wisata pantai di China dapat menggerus jumlah wisman dari negara itu.
“Ini harus kita waspadai karena kalau proyeknya jadi banyak wisatawan kita dari China bisa tersedot,” ujar Budijanto kepada Bisnis.com, Senin (4/2/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (1/2/2019), ada 2,13 juta wisman China yang berkunjung ke Indonesia tahun lalu. Jumlah itu menempatkan China sebagai negara pemasok turis terbanyak kedua setelah Malaysia, yang 2,5 juta warganya datang ke Indonesia pada periode sama.
Keberadaan wisman asal China sempat menjadi sorotan lantaran praktik zero dollar tour yang diketahui sejak pertengahan 2018. Zero dollar tour merujuk pada kedatangan wisman dengan membeli paket perjalanan berharga murah dari negara asalnya. Harga paket wisata yang ditawarkan untuk setiap wisman disebut sebesar Rp600.000 per orang.
Menurut Budijanto, praktik zero dollar tour bisa saja terulang. Karena itu, dia meminta pemerintah serius melakukan pengawasan terhadap keberadaan biro wisata dan toko souvenir yang dimiliki WNA.
“Kalau efektif ya kami berharap hal-hal itu tidak terulang lagi, dan ada sanksi yang tegas,” ujar Budijanto.