Bisnis.com, JAKARTA—Baterai menjadi komponen terpenting di dalam kendaraan listrik. Untuk mempermudah implementasi Electric Vehicle (EV), pemerintah pun mendorong kerja sama bilateral dalam pembuatan baterai.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengungkapkan, salah satu upaya pemerintah mempercepat pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri ialah menarik investasi untuk pembuatan baterai.
Teknologi baterai merupakan bagian penting dalam kendaraan listrik. Selain itu, komponen baterai diharapkan berasal dari bahan baku di dalam negeri.
Kemenperin sudah melakukan komunikasi dengan calon investor dari Korea Selatan, Jepang, dan sejumlah negara lain. Negara-negara tersebut menjadi patner potensial karena sudah mengembangkan teknologi kendaraan listrik.
“Hal ini tentunya dapat mendukung investasi bahan baku baterai yang sudah dimulai di Indonesia. Di Morowali, sudah ada investor materialnya, dalam 16 bulan ke depan mereka sudah siap beroperasi. Karena itu, berikutnya kami terus dorong untuk pembangunan pabrik baterainya,” paparnya, dikutip Kamis (31/1/2019).
Pada awal 2019, PT QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, melakukan ground breaking proyek industri smelter berbasis teknologi hydro metallurgy.
Proyek yang diprakarsai investor asal China tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua berbahan baku nikel dan kobalt. Nantinya, produk hilirnya dapat digunakan untuk kendaraan listrik.
Total investasi yang ditanamkan sebesar US$700 juta atau sekitar Rp144 triliun secara bertahap. Diperkirakan proyek itu menghasilkan devisa senilai US$800 juta per tahun.
Dari pabrik yang bakal menyerap total tenaga kerja sebanyak 2.000 orang itu, setiap tahunnya akan memproduksi sebanyak 50.000 ton produk intermediate nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.
Harjanto pun menegaskan, komitmen Kemenperin dalam memacu kendaraan listrik, terwujud dari inisiasi pembuatan peta jalan pengembangan industri otomotif nasional, yang salah satunya fokus pada produksi kendaraan emisi karbon rendah atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Pemerintah Dorong Kerja Sama Bilateral untuk Baterai Kendaraan Listrik
Baterai menjadi komponen terpenting di dalam kendaraan listrik. Untuk mempermudah implementasi Electric Vehicle (EV), pemerintah pun mendorong kerja sama bilateral dalam pembuatan baterai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
11 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Panen Dividen Juli 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

25 menit yang lalu
OPINI: Mitigasi Konflik Koperasi Desa & Badan Usaha Milik Desa

31 menit yang lalu
Tak Hanya RI, PMI Manufaktur Asean Tersengat Tarif Trump
1 jam yang lalu
Konsensus Proyeksi Inflasi Juni dan Neraca Dagang Mei 2025
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
