Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi) sepanjang hari kemarin Senin (21/01/2019) melakukan aktivitas kampanye di sejumlah titik di Jawa Timur.
Salah satu kegiatan yang dihadiri Sandi adalah mendengarkan curhatan para petani garam se-Kabupaten Sumenep di Desa Karanganyar, Kalianget, Kabupaten Sumenep.
Dalam acara curhatan tersebut, para petani garam berharap jika Prabowo-Sandi terpilih, dapat memperbaiki taraf kesejahteraan petani garam yang saat ini semakin sengsara akibat serbuan garam impor.
"Kami senang dengan kehadiran Pak Sandi di sini. Ini merupakan calon wakil presiden yang kali pertama menyambangi kami. Kami minta pak, stop impor garam dari Australia dan India," kata Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (APGASI) Syaiful Rahman, sebagaimana tertuang dalam pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi, Selasa (22/01/2019).
Muhamad Yanto, Ketua Forum Petambak Garam Madura (FPGM) mengaku tiap tahun petambak garam selalu punya masalah. Biang masalahnya adalah impor oleh Kementerian Perdagangan dan data di Kementerian Perindustrian.
“Kami nggak benci impor. Tapi jangan kebablasan. Data dari Kemennterian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan bikin petani garam rugi terus menerus. Kalau Pak Sandi jadi Wapres, tolong cari menteri yang sanggup dan mampu. Jangan seperti sekarang. Bukan kami anti impor. Jangan anak tirikan kami sebagai anak bangsa," keluh Yanto.
Lain lagi dengan dengan Ahmad Sukardi, petani garam dari Sampang yang jauh-jauh ke Sumenep untuk berdialog dengan Sandi.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah sekarang yang sudah merevitalisasi industri garam dari hulu ke hilir. Tapi kenyataannya, malah arus impor yang diprioritaskan," kata Ahmad dengan suara tinggi.
Menurut Ahmad, harus ada infrastruktur untuk petani garam, dari irigasi hingga infrastruktur untuk membawa garam dari tambak ke truk. Biayanya cukul mahal, Rp7.000 hingga Rp10.000 per karung.
“Sementara yang ada di sekitar ini, 60% belum terbangun infrastrukturnya, baik irigasi dan infrastruktur pendukung lainnya".
Sandi sempat menarik nafas panjang mendengar keluhan para petani garam tersebut. Padahal 60% konsumsi garam di Indonesia dipasok dari dari Pulau madura. Makanya pulau ini juga disebut pulau garam.
“Saya berkomitmen, ampon bektona (Sudah Waktunya). Saya pastikan jika terpilih nanti menteri-menterinya berpihak kepada rakyat. Tidak menyia-nyiakan petambak garam. Dan akan membela rakyat. Karena kami dipilih oleh rakyat dan tidak akan mengkhianati rakyat,” tegas Sandi.