Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan properti segmen menengah dinilai mengalami kenaikan, khususnya di Provinsi Banten. Bahkan pasar untuk segmen ini dianggap paling aman, tidak banyak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global dan aktivitas politik pada 2019.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan penjualan produk untuk segmen menengah sangat terlihat kenaikannya pada kuartal IV/2018.
"Pasar segmen menengah tetap menjadi primadona pada tahun 2018 sesuai dengan prediksi Indonesia Property Watch," papar Ali, dikutip melalui keterangan resmi, Selasa (22/1/2019).
Berdasarkan riset terbaru Indonesia Property Watch, diperlihatkan nilai penjualan perumahan wilayah Banten pada kuartal IV/2018 menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi, sebesar 59,9% per kuartal (qtq), setelah dalam tiga triwulan sebelumnya mengalami penurunan.
Nilai penjualan yang terjadi juga lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu atau sebesar 15,6% per tahun (yoy).
Ali mengatakan peningkatan penjualan untuk segmen harga rumah di atas Rp300 jutaan hingga Rp500 jutaan mulai terlihat pada kuartal IV/2018, yaitu sebesar 29,1%, meskipun tingkat penjualan segmen harga rumah Rp150 hingga Rp300 jutaan masih mendominasi pasar, yaitu sebesar 35,4%.
Baca Juga
Selain itu, lanjut Ali, kenaikan juga terjadi di segmen harga di atas Rp500 juta, menjadi sebesar 15,7%, sedangkan selebihnya merupakan segmen harga rumah di bawah Rp 150 jutaan.
Dia memaparkan perkembangan unit terjual pun mengalami kenaikan 39,6% pada kuartal IV/2018. Wilayah Tangerang dan sekitarnya membukukan jumlah unit terjual terbesar yaitu sebesar 69,8% dari total unit terjual secara keseluruhan, diikuti Cilegon dan Serang masing-masing 11,3% dan 18,9%.
Meskipun demikian, dia menilai jumlah unit terjual ini masih lebih rendah 16,8% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu.
Secara umum, Ali menjelaskan terjadi kenaikan tipis harga jual tanah pada kuartal IV/2018 di proyek-proyek perumahan di Banten sebesar 0,22%.
Sementara itu, pertumbuhan harga jual relatif kecil atau sebesar 0,18% pada kuartal IV/2018, diperkirakan sebagai gambaran para pengembang masih berhati-hati dalam menaikkan harga jualnya.