Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keuangan Masih Terkendali, Begini Penjelasan Direktur Keuangan PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (persero) tengah mengkaji opsi-opsi pembiayaan paling minim resiko untuk investasi pembangkit listrik serta menepis anggapan bahwa BUMN setrum itu mengalami kesulitan finansial.
Pekerja memasang jaringan kabel ke tower milik PT PLN yang akan dialiri listrik /Antara-Jojon
Pekerja memasang jaringan kabel ke tower milik PT PLN yang akan dialiri listrik /Antara-Jojon

Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (persero) tengah mengkaji opsi-opsi pembiayaan paling minim resiko untuk investasi pembangkit listrik serta menepis anggapan bahwa BUMN setrum itu mengalami kesulitan finansial.

Direktur Keuangan PT PLN, Sarwono Sudarto mengatakan PLN sebelumnya memutuskan melakukan reprofilling, yang bisa menekan beban bunga dari semula 8% menjadi 6% serta memperpanjang tengat jatuh tempo hingga 30 tahun.

Selanjutnya, opsi lain seperti Global Bond juga bisa menjadi sumber alternatif pendanaan, dan tidak menutup kemungkinan sumber pendanaan lain seperti pinjaman perbankan, ataupun sekuritisasi.

“Semakin banyak opsi ya makin leluasa. Sukuk, lokal Bond, pinjaman, reprofiling,”katanya akhir pekan ini.

Menurut Sarwono, kinerja keuangan PLN juga masih dalam tahap terkendali sesuai rencana investasi yang telah dicanangkan. Secara kumulatif penambahan pinjaman PLN senilai Rp139 triliun hingga akhir kuartal III/2018 juga tergolong  lebih rendah dibandingkan tambahan penyerapan investasi senilai Rp269 triliun. Dia juga memastikan belanja modal perseroan mengalami peningkatan tahun ini lantaran sejumlah proyek pembangkit mulai beroperasi pada 2019.

Tak hanya itu, sambung dia, struktur rasi utang terhadap ekuitas perusahaan masih sehat. Sarwono menyebut dengan ekuitas senilai Rp900 triliun, PLN masih mempunyai batas hutang 300% atau hingga Rp2.000 triliun.

“Besarnya penyerapan investasi menunjukkan kinerja kami masih sehat karena bisa memanfaatkan pendanaan internal. Bahkan pada 2019 ini ada sejumlah proyek yang menghasilkan dan nanti akan nambah ke capex kami,”imbuhnya.

Selama 3 tahun terakhir sejak 2015 yang berakhir pada kuartal III/2018  PLN juga telah menekan penghematan subsidi listrik dari Rp139 triliun. Sementara kontribusi fiskal negara dadri peningkatan pajak dan dividen senilai Rp115,4 triliun.

Belum lagi, kondisi penurunan harga minyak mentah dunia serta mulai menguatnya rupiah menjadi sinyal baik bagi PT PLN (Persero). Setiap rupiah menguat Rp100 per dolar AS dapat mengurangi kerugian PLN hingga Rp1,3 triliun.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp15.000 per dolar AS, membuat PLN harus membukukan rugi Rp18,46 triliun pada kuartal III/2018.

PLN mengalami kerugian kurs hingga Rp17,32 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, rugi kurs hanya sebesar Rp2,2 triliun.  Rugi kurs muncul karena sebagian besar pinjaman PLN dalam bentuk valas.

Hal ini juga membuat calon pasangan presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno dalam pidato kebangsaan beberapa hari lalu menyinggung soal kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memprihatinkan. Tapi PLN pun membantah hal ini.

“Kerugian kurs yang lalu kan hanya pembukuan saja. Tapi hari ini kan nilai tukar di kisaran Rp14.100 kan. Moga-moga turun lagi. Sehingga akhir tahun 2019 makin baik,”tekannya.

Loan Q3 2018: 554,4 triliun. Investasi: 70,2 triliun. Total loan 2015-2018 Q3: 139 triliun. Investasi: 269,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper