Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Klaim Dampak Mandatory B20 Mulai Terasa ke Penggunaan Minyak Sawit

Kebijakan pemerintah yang menetapkan penggunaan biodiesel B20 secara mandatori cukup berhasil meningkatkan penggunaan minyak sawit (CPO) sebagai bahan bakar.
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B20/Reuters-Mike Blake
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B20/Reuters-Mike Blake

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan pemerintah yang menetapkan penggunaan biodiesel B20 secara mandatori cukup berhasil meningkatkan penggunaan minyak sawit (CPO) sebagai bahan bakar.

Hal ini tergambar dari realisasi kumulatif penyaluran FAME (Fatty Acid Methyl Esters). Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menunjukkan penyaluran FAME pada 2018 sebesar 3,4 juta kiloliter (KL), atau 86% dari target penyaluran FAME sebesar 4,04 juta.

Perinciannya untuk Public Service Obligation (PSO) 2,7 KL atau 94% periode Januari-Desember, dan Non-PSO 758.072 KL atau 66% periode September-Desember.

Secara bulanan pun dilaporkan bahwa penyaluran FAME kian membaik. Pada bulan Desember, rasio realisasi penyaluran FAME dengan volume FAME teoritis sebesar 93%. Index keberhasilan ini lebih tinggi dibandingkan dengan index keberhasilan bulan-bulan sebelumnya.

“Pemerintah sangat mengapresiasi kemajuan kinerja ini,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memimpin Rapat Koordinasi Monitoring Mandatori B20 pada Kamis (17/1/2019), di Jakarta.

FAME sendiri merupakan minyak nabati atau lemak hewan yang telah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dengan begitu, miinyak sawit ini bisa dipakai 100% untuk seluruh kendaraan diesel. Bisa juga dicampur dengan Solar pada tingkat tertentu, seperti 20%.

Jadi, program B20 ini mengombinasikan 80% Solar dan minyak sawit 20%. Mengenai konfigurasi 25 titik serah atau tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM), juga sudah dilakukan pengoperasian 2 floating storage yang berlokasi di Balikpapan. Hal ini dimulai per 2 Januari 2019, di mana telah dilakukan penerimaan perdana FAME dari PT Wilmar Bioenergi Indonesia dengan  menggunakan floating storage sebagai sarana penyimpanan FAME.

Lebih lanjut Darmin menjelaskan penggunaan floating storage di TBBM Tuban masih terkendala karena potensi ranjau laut dan ombak yang besar pada musim barat/timur.

“Sebelum hal ini diatasi, penyaluran FAME yang seyogyanya dilakukan melalui laut ke floating storage Tuban, dialihkan ke beberapa TBBM lain, seperti semula,” kata Darmin.

Dengan demikian, titik serah di sekitar Tuban akan tetap seperti semula, yakni 4 TBBM sehingga secara keseluruhan, titik serah menjadi 29 (25+4) titik serah.

Sementara itu untuk 2019, pemerintah menetapkan target penyaluran FAME sebesar 6,2 juta KL. “Dengan konfigurasi baru, diharapkan bahwa realisasi dapat mencapai di atas 93%,” kata Darmin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper