Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKM Didorong Produksi Komponen Kendaraan Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan industri kecil dan menengah (IKM) akan didorong untuk memproduksi komponen kendaraan listrik. Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mengembangkan kendaraan yang ramah lingkungan.
Proses pengisian energi mobil listrik saat peluncuran Green Energy Station (GES) Pertamina di Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Proses pengisian energi mobil listrik saat peluncuran Green Energy Station (GES) Pertamina di Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan industri kecil dan menengah (IKM) akan didorong untuk memproduksi komponen kendaraan listrik. Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mengembangkan kendaraan yang ramah lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara pada Senin (14/01/2019) di kantor Kemenperin, Jakarta. Dia menjelaskan langkah mengembangkan IKM untuk memproduksi komponen kendaraan listrik tidak akan mudah tetapi harus didorong.

Ngakan menjelaskan, komponen kendaraan listrik cenderung lebih sedikit dibandingkan kendaraan konvensional. Oleh karena itu, menurut Ngakan, IKM yang memproduksi suku cadang kendaraan listrik akan beriringan dengan industri yang memproduksi baterai.

"[Arah pengembangan kendaraan listrik] dari baterai, kemudian di spare part. Kami justru dorong IKM yang menguasai suku cadang kendaraan listrik, tapi kan tidak mudah," ujar Ngakan.

Dia pun menjelaskan pengembangan industri komponen kendaraan listrik bukan perkara kesiapan industri, tetapi bagaimana pelaku industri melihat peluang bisnis dari industri tersebut. Ke depannya, menurut Ngakan, baik industri suku cadang maupun industri baterai akan berkembang berdampingan.

Sebelumnya, pembangunan pabrik baterai lithium di Morowali telah dimulai pada Jumat (11/01/2019). Pabrik tersebut memiliki fasilitas konstruksi 50.000 ton nikel dan 4000 ton kobalt, yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.

Industri otomotif sebagai salah satu sektor prioritas dalam pengembangan industri 4.0 turut mencakup industri kendaraan listrik. Ngakan menjelaskan baik industri kendaraan konvensional dan industri kendaraan listrik akan sama-sama siap menghadapi perkembangan industri 4.0.

Pengembangan kendaraan listrik sendiri menurut Ngakan merupakan komitmen pemerintah, khususnya Kemenperin dalam mengembangkan kendaraan ramah lingkungan.

"Pertama untuk efisiensi, memenuhi komitmen mengurangi gas rumah kaca, menekan [penggunaan] BBM dan [mendorong] penggunaan energi baru terbarukan," ujar Ngakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper