Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Perekonomian Darmin Nasution: Indonesia Berhasil Lalui 2018 Dengan Baik

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui bahwa sepanjang 2018, Indonesia telah melalui tahun yang cukup berat dalam persoalan perekonomian.
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Menkeu Sri Mulyani (tengah), Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara (kanan), Dirut Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kedua kanan), Ketua OJK Wimboh Santoso (kedua kiri) saat pembukan perdagangan 2019 di BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Menkeu Sri Mulyani (tengah), Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara (kanan), Dirut Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi (kedua kanan), Ketua OJK Wimboh Santoso (kedua kiri) saat pembukan perdagangan 2019 di BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui bahwa sepanjang 2018, Indonesia telah melalui tahun yang cukup berat dalam persoalan perekonomian.

Pasalnya, sepanjang tahun lalu, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal. Namun demikian, Indonesia terbukti mampu bertahan untuk mengatasi sejumlah tantangan itu.

"Tahun 2018 yang lalu bukanlah tahun yang mudah. Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan internal seperti defisit transaksi berjalan, maupun tantangan eksternal dalam bentuk ketidakpastian global dan gejolak ekonomi dunia yang dipicu oleh normalisasi kebijakan moneter AS, perang dagang AS dan Tiongkok, dan penurunan harga komoditas global," ujarnya Rabu (2/1/2019).

Menurut Darmin, beberapa hal tersebut menimbulkan volatilitas IHSG dan nilai tukar rupiah serta menurunnya kinerja beberapa emiten.

“Meski demikian, ekonomi kita jelas menunjukkan daya tahannya terhadap gejolak yang ada, baik dari pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, gini ratio dan sebagaimya,” terangnya.

Menko Perekonomian juga memberikan apresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia, Self Regulatory Organizations (SRO), dan seluruh pemangku kepentingan di industri jasa keuangan yang senantiasa berusaha secara cepat dan keras untuk menghadapi tantangan yang ada.

"Sinergi tersebut membuat kondisi pasar tetap kondusif baik bagi investor domestik maupun investor asing, sehingga pada akhirnya pasar modal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi," ujarnya.

Adapun, tambah Darmin, sepanjang 2018, pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan secara komprehensif baik dari sisi supply, demand maupun intermediaries, dengan tidak mengesampingkan aspek governance dan law enforcement.

Beberapa kebijakan itu antara lain pertama, menerapkan segmentasi pendanaan di pasar modal untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perusahaan skala kecil dan menengah dalam memperoleh pendanaan melalui pasar modal.

Kedua, mengeluarkan kebijakan yang mendukung dan mempermudah start-up company untuk memperoleh pendanaan dengan mekanisme berbasis teknologi di pasar modal atau yang lebih dikenal dengan Equity Crowdfunding.

Kebijakan tersebut merupakan salah satu bentuk otoritas dalam menyikapi perkembangan layanan jasa keuangan berbasis teknologi/fintech.

Ketiga, mengeluarkan ketentuan yang diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan yang akan menggali pendanaan di pasar modal melalui penerbitan obligasi/sukuk yang mengedepankan aspek kelestarian lingkungan.

Keempat, memfasilitasi pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kotamadya yang memerlukan pendanaan dalam rangka pembangunan infrastruktur daerah, melalui penerbitan Obligasi Daerah.

Kelima, menyediakan berbagai alternatif pendanaan jangka panjang bagi perusahaan, seperti Dana Investasi Real Estat (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA) dengan underlying asset berupa future income atau future receivables.

Keenam, melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat maupun kepada media masa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat (literasi) dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Ketujuh, mendorong berdirinya Lembaga Pendanaan Efek yang nantinya investor di pasar modal melalui Perusahaan Efek dapat memperoleh pendanaan tambahan berupa pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Pendanaan Efek.

Kedelapan, mempercepat penyelesaian transaksi di Bursa Efek, yang sebelumnya T+3 menjadi T+2 untuk  meningkatkan efisiensi dan likuiditas di pasar.

Kesembilan, memperkuat intermedieries di level daerah dengan mengeluarkan kebijakan terkait pendirian Perusahaan Efek Daerah, dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan jumlah investor retail di daerah.

Darmin berharap otoritas dan pelaku pasar modal akan terus berinovasi dan kreatif dalam menyediakan produk-produk investasi yang beragam, sesuai dengan kebutuhan investor dan masyarakat.

“Tahun 2019 ini harus kita awali dengan penuh semangat dan optimisme untuk menghadapi semua tantangan yang ada dan mewujudkan pasar modal yang berkualitas dan kompetitif,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper