Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan swasta dinilai punya peran penting di samping badan usaha milik negara (BUMN) dalam pembangunan jalan tol Trans Jawa yang kini sudah tersambung dari Merak hingga Pasuruan.
Salah satu perusahaan swasta yang terlibat dalam pembangunan Trans Jawa adalah PT Astra International Tbk. Lewat beragam entitas di bawah naungan Astra Infra, Grup Astra terlibat dalam pengusahaan empat ruas tol sepanjang 302,3 kilometer. Panjang ini setara 85% dari total panjang jalan tol yang dimiliki Astra.
"Partisipasi Astra dalam tol Trans Jawa ini sejalan dengan cita-cita Astra sejahtera bersama bangsa,” ujar Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security Astra, Pongki Pamungkas dalam siaran pers, Jumat (21/12/2018).
Dia menambahkan, jalan tol yang menghubungkan ujung Barat dan ujung Timur Pulau Jawa dapat mendongkrak perekonomian. Berkat jalan tol, biaya logistik bisa menjadi lebih murah karena akses transportasi lebih cepat dan efisien. Di samping itu, jalan tol juga membuka lapangan kerja serta meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah yang dilalui jalan tol.
Di Trans Jawa, empat ruas jalan tol yang dimiliki Astra Infra yaitu tol Tangerang - Merak (72,5 kilometer), Jombang - Mojokerto (40,5 kilometer), Cikopo - Palimanan (116,8 kilometer), dan Semarang - Solo (72,6 kilometer). Kepemilikan Astra di empat ruas tol tersebut beragam, mulai dari 40% hingga 79,3%.
Di samping empat ruas tol tersebut, Astra Infra juga terlibat dalam pembangunan dua ruas tol lainnya, yaitu tol Kunciran - Serpong (11,2 kilometer) dan Serpong - Balaraja (39,8 kilometer). Porsi kepemilikan di masing-masing ruas yaitu 40% dan 25%.
Sebelumnya, Astra Infra melansir bakal fokus untuk mengakuisisi saham ruas-ruas jalan tol di Trans Jawa guna memenuhi target portofolio jalan tol sepanjang 500 kilometer pada 2020 mendatang. Presiden Direktur Astra Infra, Djap Tet Fa mengatakan saat ini proses akuisisi masih dalam tahap penjajakan.
Dia tidak melansir ruas tol mana yang akan diakuisisi. Namun, ruas-ruas di Trans Jawa menjadi fokus perseroan. "Saat ini masih dalam tahap pembicaraan. Sebagian besar di Trans Jawa," ujarnya.
Tet Fa sebelumnya mengatakan, perseroan memilih menambah portofolio lewat akuisisi jalan tol yang sudah beroperasi ketimbang memulai prakarsa ruas tol baru. Lewat akuisisi, Astra Infra sudah bisa menikmati pendapatan tol yang sudah beroperasi.